ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Kasus
Keluarga Bp A (35 thn) terdiri atas Ibu C (33 thn),
An. A (9 thn), An. B (meninggal usia 2 thn karena DBD), An. C (6 thn), An. D
(meninggal karena panas tinggi), An. E (3 thn), An F (23 bulan). Ibu C sekarang
sedang hamil 8 bulan. Selain keluarga inti, tinggal juga Bapak dan Ibu Bp. A,
yaitu Bp. G (58 thn) dan ibu H (55 thn). Bapak dan Ibu dari ibu C sudah
meninggal dunia karena penyakit tua. Bp. A sehari-hari bekerja sebagai tukang
becak dan kadang-kadang menjadi buruh bangunan. Ibu C masih bekerja sebagai
tukang cuci pakaian.  Tetapi sejak usia
kandungan semakin tua. Ibu C hanya bekerja sekali seminggu. Bapak G juga masih
bekerja sebagai buruh bangunan. Ibu H hanya di rumah menjaga cucu.
Pada saat pengkajian perawat mendapatkan data
keluhan dari Bp. A yaitu sering batuk-batuk pada malam hari dan berkeringat.
Ibu C mengeluh sering pusing dan cepat capek. Tidak ada satupun anak ibu C yang
lengkap imunisasinya, alasannya imunisasi hanya bikin anak panas dan menjadi
rewel, akhirnya mertua melarang cucunya di imunisasi. Kondisi kesehatan bapak G
baik, tetapi pada saat pengkajian didapatkan tekanan darah 140/90 mmHg. Ibu H
mengeluh sering sakit pada lututnya.
1.      Tipe
keluarga dari Bp. A adalah keluarga besar (extended
family).
2.      Genogram
keluarga Bp. A :
![]()  | 
 |||||
![]()  | 
 |||||
  
  | 
 
  
  | 
 







   Sehat              DBD             Sehat             Demam          Sehat           Sehat
3.     
Yang perlu dikaji lebih
lanjut:
- Bp.A:
 
-         
Sudah berapa lama
batuknya, berdahak atau tidak, ada demam atau tidak, penurunan berat badan,
riwayat merokok.
-         
Masalah kesehatan yang
mungkin terjadi pada Bp.A adalah suspek TB.
- Ibu C:
 
-         
Periksa tanda-tanda
anemia
-         
Periksa TTV
-         
Pemeriksaan ANC
-         
Masalah kesehatannya:
Anemia
- Bp.G:
 
-         
Tanyakan keluhan adakah
nyeri kepala dan kaku pada leher.
-         
Merokok atau tidak
-         
Masalah kesehatannya:
Resiko hypertensi 
- Ibu H:
 
-         
Inspeksi keadaan lutut,
adakah pembengkakan atau tidak, kaji tingkat nyeri.
-         
Masalah kesehatannya:
Rheumatoid Artritis.
4.     
Keluarga Bp. A berada
dalam tiga tahapan perkembangan keluarga yaitu :
- Keluarga dengan anak usia pra-sekolah
 - Keluarga dengan anak usia sekolah
 - Keluarga usia pertengahan
 
5.     
Tugas perkembangan
keluarga :
- Keluarga dengan anak pra-sekolah :
 
·        
Memenuhi kebutuhan
anggota keluarga, misal kebutuhan tempat tinggal, privasi, dan rasa aman
·        
Membantu anak untuk
bersosialisasi
·        
Beradaptasi dengan anak
yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain (tua) juga harus terpenuhi.
·        
Mempertahankan hubungan
yang sehat, baik di dalam atau luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan
sekitar).
·        
Pembagian waktu untuk
individu, pasangan dan anak (biasanya keluarga mempunyai tingkat kerepotan yang
tinggi)
·        
Pembagian tanggung
jawab anggota keluarga
·        
Merencanakan kegiatan
dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Masalah
kesehatan yang penting diperhatikan pada tahap ini adalah masalah kesehatan
fisik, demam, keracunan, dan kecelakaan.
- Keluarga dengan anak usia sekolah :
 
·        
Membantu sosialisasi
anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah, dan lingkungan lebih luas (yang
tidak/kurang diperoleh dari sekolah atau masyarakat)
·        
Mempertahankan
keintiman pasangan.
·        
Memenuhi kebutuhan yang
meningkat, termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga.
Masalah
kesehatan yang penting diperhatikan pada tahap ini adalah masalah kesehatan
fisik, dan kebersihan diri.
- Keluarga usia dewasa lanjut :
 
·        
Mempertahankan suasana
kehidupan rumah tangga yang saling menyenangkan pasangannya
·        
Adaptasi dengan
perubahan yang akan terjadi: kehilangan pasangan, kekuatan fisik, dan
penghasilan keluarga
·        
Mempertahankan
keakraban pasangan dan saling merawat.
·        
Melakukan life review
masa lalu
Masalah
kesehatan yang perlu diperhatikan pada tahap ini adalah fungsi tenaga secara
fisik, kesepian, kekurangan sumber daya keuangan, isolasi sosial dan mudah kena
luka karena faktor penuaan.
6.     
Pengkajian tambahan
yang perlu dikaji pada keluarga Bp.A adalah:
- Bagaimana kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan yang ada dalam keluarga Bp.A.
 - Bagaimana keluarga Bp.A mengambil keputusan dalam mengatasi masalah anggota keluarga yang sakit.
 - Bagaimana kemampuan keluarga Bp A merawat anggota keluarga yang sakit.
 - Bagaimana kemampuan keluarga BpA memodifikasi lingkungan dalam keluarga.
 - Bagaimana kemampuan keluarga Bp.A memanfaatkan sarana kesehatan yang ada.
 
ANALISA DATA
Data  
 | 
  
Masalah keperawatan 
 | 
 
DS
  :  Bp A mengeluh sering batuk-batuk
  pada malam hari dan berkeringat 
DO
  : - 
 | 
  
Bersihan jalan napas tidak efektif 
 | 
 
DS
  :  Ibu C mengeluh sering pusing dan
  cepat capek 
DO
  : - 
 | 
  
Gangguan perfusi jaringan 
 | 
 
DS
  :  Ibu C mengatakan tidak ada satupun
  anaknya yang lengkap imunisasinya 
DO
  : - 
 | 
  
Risiko tinggi terjadinya penyakit yang
  bisa dicegah dengan imunisasi 
 | 
 
DS
  :  Ibu H mengeluh sering sakit-sakit
  pada lututnya 
DO
  :  - 
 | 
  
Nyeri 
 | 
 
DS
  : - 
DO
  : -  
 | 
  
SKORING MASALAH KESEHATAN KELUARGA
Masalah keperawatan :
Bersihan jalan napas tidak efektif pada keluarga Bp.
A, khususnya Tn. A.
No 
 | 
  
Kriteria
   
 | 
  
Score 
 | 
  
Pembenaran
   
 | 
 
1.        
 | 
  
Sifat masalah : 
-    Aktual 
 | 
  
3/3
  x 1 = 1 
 | 
  
Batuk
  sering dan berkeringat di malam hari sesuai tanda dan gejala TB, belum
  dilakukan tindakan apapun, sehingga memerlukan tindakan segera. 
 | 
 
2.        
 | 
  
Modifikasi masalah : 
-    Mudah 
 | 
  
2/2
  x 2 = 2 
 | 
  
Pemeriksaan
  sputum dan pengobatan penyakit TB diberikan secara cuma-cuma di Puskesmas 
 | 
 
3.        
 | 
  
Potensial untuk dicegah : 
-    Sedang
   
 | 
  
2/3
  x 1 = 2/3 
 | 
  
Tersedianya
  obat TB di Puskesmas secara gratis dapat membantu keluarga. 
 | 
 
4.        
 | 
  
Menonjolnya masalah: 
-    Masalah
  tapi tidak segera 
 | 
  
1/2
  x 1 = 1/2 
 | 
  
Keluarga
  merasa sebagai masalah tapi tidak harus segera ditangani. 
 | 
 
Total
   
 | 
  
4
  1/6 
 | 
  
Masalah
keperawatan :
Gangguan
perfusi jaringan pada keluarga Bp. A, khususnya Ibu C
No 
 | 
  
Kriteria 
 | 
  
Skore 
 | 
  
Pembenaran 
 | 
 
1 
 | 
  
Sifat masalah
  : 
-    Aktual
    
 | 
  
2/3 x 1 = 2/3 
 | 
  
Klien masih
  bisa beraktivitas walaupun terbatas. 
 | 
 
2 
 | 
  
Modifikasi
  masalah: 
-    Mudah  
 | 
  
2/2 x 2 = 2 
 | 
  
Masalah masih
  mungkin dapat dicegah agar masalah tidak berlanjut 
 | 
 
3 
 | 
  
Potensial
  untuk dicegah : 
-    Sedang
   
 | 
  
2/3 x 1 = 2/3 
 | 
  
Ada wadah
  kesehatan serta sarana yang mudah untuk membantu kesembuhan 
 | 
 
4 
 | 
  
Menonjolnya
  masalah : 
-    Masalah
  tapi tidak segera 
 | 
  
1/2 x 1 = 1/2 
 | 
  
Keluarga
  merasa sebagai masalah tapi tidak segera harus ditangani 
 | 
 
Total 
 | 
  
3  5/6 
 | 
  
Masalah
Keperawatan :
Risiko terjadinya penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi pada keluarga Bp. A, khususnya anak A, C, E dan F
No 
 | 
  
Kriteria  
 | 
  
Skore 
 | 
  
Pembenaran 
 | 
 
1 
 | 
  
Sifat
  masalah : 
Risiko
   
 | 
  
2/3 x 1 = 2/3 
 | 
  
Tidak
  ada satupun anaknya yang di imunisasi 
 | 
 
2 
 | 
  
Modifikasi
  masalah : 
Tidak
  dapat 
 | 
  
0/2 x 2 = 0 
 | 
  
Semua
  anak sudah DO imunisasi 
 | 
 
3 
 | 
  
Potensial
  untuk dicegah: 
Rendah
   
 | 
  
1/3 x 1 =1/3 
 | 
  
Semua
  anak sudah DO imunisasi 
 | 
 
4 
 | 
  
Menonjolnya
  masalah : 
Tidak
  masalah 
 | 
  
0/2 x 1 = 0 
 | 
  
Keluarga
  menganggap imunisasi yang tidak lengkap sebagai suatu masalah 
 | 
 
Total
   
 | 
  
1 
 | 
  
Masalah
Keperawatan :
Nyeri
(pada lutut) pada keluarga Bp. A,  khususnya ibu H 
No 
 | 
  
Kriteria   
 | 
  
Skore 
 | 
  
Pembenaran  
 | 
 
1 
 | 
  
Sifat
  masalah : 
-   
  Aktual  
 | 
  
3/3 x 1 = 1 
 | 
  
Nyeri
  sering dirasakan oleh klien 
 | 
 
2 
 | 
  
Modifikasi
  masalah : 
-   
  Sebagian 
 | 
  
1/2 x 2 = 1 
 | 
  
Nyeri
  dapat berkurang jika klien mau berobat 
 | 
 
3 
 | 
  
Potensial
  untuk dicegah : 
-   
  Rendah  
 | 
  
1/3 x 1 =1/3 
 | 
  
Nyeri
  kronis dan usia lanjut (penurunan fungsi tubuh) 
 | 
 
4 
 | 
  
Menonjolnya
  masalah : 
-   
  Masalah tapi tidak segera 
 | 
  
1/2 x 1 = 1/2 
 | 
  
Keluarga
  merasa sebagai masalah tapi tidak segera harus diatasi 
 | 
 
Total
   
 | 
  
2 
  5/6 
 | 
  
Masalah
Keperawatan :
Risiko
tinggi terjadi infeksi pada keluarga Bp. A, khususnya An. A, C, E, dan F
No 
 | 
  
Kriteria 
 | 
  
Skore 
 | 
  
Pembenaran 
 | 
 
1       
    
 | 
  
Sifat
  masalah : 
-    Risiko
   
 | 
  
2/3 x 1 = 2/3 
 | 
  
Tidak
  ada satupun anak Bp. A yang diimunisasi 
 | 
 
2       
    
 | 
  
Modifikasi
  masalah : 
-    Tidak
  dapat 
 | 
  
0/2 x 2 = 0 
 | 
  
Usia
  untuk imunisasi dasar telah melewati batas 
 | 
 
3       
    
 | 
  
Potensial
  untuk dicegah : 
-    Rendah
   
 | 
  
1/3 x 1 = 1/3 
 | 
  
Keluarga
  tidak mampu untuk membawa anaknya ke dokter praktek untuk imunisasi lanjutan 
 | 
 
4       
    
 | 
  
Menonjolnya
  masalah : 
-    Masalah
  tapi tidak segera 
 | 
  
1/2 x 1 = 1/2 
 | 
  
Keluarga
  merasa sebagai masalah tapi tidak harus segera ditangani 
 | 
 
Total 
 | 
  
1 1/2  
 | 
  
Masalah
keperawatan :
Risiko
tinggi persalinan pada keluarga Bp. A, khususnya Ibu C
No 
 | 
  
Kriteria 
 | 
  
Skore 
 | 
  
Pembenaran 
 | 
 
5       
    
 | 
  
Sifat
  masalah : 
-    Risiko
   
 | 
  
2/3 x 1 = 2/3 
 | 
  
Multipara
  G 7 A 0 P 6, gravid 8 bulan + anemia 
 | 
 
6       
    
 | 
  
Modifikasi
  masalah : 
-    Sebagian
   
 | 
  
2/2 x 2 = 2 
 | 
  
Keluarga
  khususnya Ibu C masih dapat mencegah kehamilan berikutnya dengan KB 
 | 
 
7       
    
 | 
  
Potensial
  untuk dicegah : 
-    Tinggi
    
 | 
  
3/3 x 1 = 1 
 | 
  
Ada
  wadah dan penyuluhan tentang KB di Posyandu dan Puskesmas 
 | 
 
8       
    
 | 
  
Menonjolnya
  masalah : 
-    Masalah
  tapi tidak segera 
 | 
  
1/2 x 1 = 1/2 
 | 
  
Keluarga
  merasa sebagai masalah tapi tidak harus segera ditangani 
 | 
 
Total 
 | 
  
3 
  5/6  
 | 
  
No 
 | 
  
Diagnosa Keperawatan 
 | 
  
Tujuan 
 | 
  
Evaluasi 
 | 
  
Intervensi 
 | 
 ||
Tupan 
 | 
  
Tupen 
 | 
  
Kriteria 
 | 
  
Standar 
 | 
  |||
1 
 | 
  
Bersihan
  jalan napas tidak efektif pada keluarga Bp.A khususnya Tn.A b/d KMK merawat
  anggota keluarga dengan suspek TB  
 | 
  
Setelah
  pertemuan 6 minggu bersihan jalan napas pada keluarga Bp A, khususnya Tn A
  dapat diatasi 
 | 
  
Setelah
  2x45’ tatap muka dan 
intervensi,
  keluarga mampu : 
1.    
  Mengenal  masalah TB pada Tn. A dengan : 
1.1 
  Menyebutkan pengertian TB 
1.2 
  Menyebutkan penyebab TB 
1.3 
  Menyebutkan tanda-tanda TB paru 
1.4 
  Menyebutkan cara mencegah penyakit TB
  paru 
 | 
  
Respon
  verbal 
Respon
  verbal 
Respon
  verbal 
Respon
  verbal 
 | 
  
TB
  paru adalah penyakit infeksi menular yang menyerang jaringan paru-paru  
TB
  paru disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang ditularkan melalui
  penderita yang batuk, kurang gizi, lingkungan yang kurang sehat dan kebiasaan
  merokok. 
Minimal
  4 dari 5 tanda-tanda TB paru: 
1.     
  batuk lebih dari 3 minggu disertai
  dengan dahak. 
2.     
  Keringat  pada malam hari tanpa aktifitas.  
3.     
  Sesak 
  napas.  
4.     
  BB menurun 
5.     
  Napsu makan menurun 
Minimal
  3 dari 4 cara mencegah penyakit TB: 
1.   
  Jauhkan anak dari penderita TB paru 
2.   
  Konsumsi makanan bergizi 
3.   
  Imunisasi yang lengkap 
 | 
  
1.1.1   
  Dengan menggunakan lembar baik
  jelaskan pengertian TB paru 
1.2.1   
  Jelaskan penyebab TB Paru dengan
  menggunakan lembar balik 
1.2.2   
  Tanyakan kembali penyebab TB paru 
1.2.3   
  Beri reinforcment positif atas jawaban
  klien 
1.3.1   
  Jelaskan tanda-tanda TB 
1.3.2   
  Tanyakan kembali tanda-tanda TB 
1.3.3   
  Beri reinforcment positif atas jawaban
  yang benar. 
1.4.1   
  Jelaskan tentang cara mencegah
  penyakit TB paru 
1.4.2   
  Tanyakan kembali cara mencegah
  penyakit paru 
1.4.3   
  Beri reinforcment positif atas jawaban
  yang benar 
 | 
 
2.    
  Setelah 1x 45’ kunjungan keluarga mampu
  memutuskan untuk merawat angota keluarga dengan cara : 
2.1 
  Menyebutkan akibat lanjut bila TB paru
  tidak diobati 
2.2 
  Memutuskan untuk merawat Tn. A dengan
  suspek TB paru     
 | 
  
Respon
  verbal 
Respon
  verbal 
 | 
  
Minimal
  2 dari 3 akibat lanjut bila TB paru tidak diobati 
1.    
  Dapat menyebabkan kematian 
2.    
  Dapat menjadi menahun 
3.    
  Sembuh dengan daya tahan tubuh yang
  tinggi. 
Keluarga
  memutuskan untuk merawat anggota keluarga dengan suspek TB paru 
 | 
  
3.1.1.  Jelaskan
  pada keluarga akibat lanjut apabila TB paru tidak diobati dengan menggunakan
  lembar balik 
3.1.2.  Motivasi
  keluarga untuk menyebutkan kembali akibat lanjut dari TB paru yang tidak
  diobati. 
3.1.3.  Beri
  reinforcment positif atas jawaban keluarga yang tepat. 
2.2.1.  Diskusikan
  kembali dengan keluarga tentang keinginan keluarga untuk merawat anggota
  keluarga dengan suspek TB paru 
2.2.2.  Beri
  reinforcment positif atas keputusan keluarga merawat anggota keluarga dengan
  suspek TB paru 
 | 
 |||
3.    
  Setelah 1 x 45’ kunjungan, keluarga
  mampu merawat anggota keluarga dengan suspek TB paru dengan cara : 
3.1 
  Menyebutkan cara perawatan suspek TB
  paru di rumah 
3.2 
  Melakukan fisioterafi dada 
3.3 
  Mendampingi penderita suspek TB paru dalam
  mengkonsumsi obat 
3.4 
  Melakukan tindakan bersih, termasuk
  perawatan mulut, menutup mulut dan hidung ketika batuk dan bersin, dan
  mencuci tangan. 
 | 
  
Respon
  verbal 
Redemonstrasi
    
Redemonstrasi
   
Redemonstrasi
     
 | 
  
Minimal
  2 dari 3 cara perawatan suspek TB paru: 
1.    
  Melakukan fisioterapi dada pada
  penderita suspek TB paru 
2.    
  Mendampingi penderita suspek TB dalam
  mengkonsumsi obat 
3.    
  Melakukan tindakan bersih, termasuk
  perawatan mulut, menutup mulut dan hidung ketika batuk dan bersin, dan
  mencuci tangan. 
Keluarga
  dapat mendemonstrasikan cara melakukan fisioterapi dada 
Keluarga
  dapat mendemonstrasikan cara mendampingi penderita dalam mengkonsumsi obat 
Keluarga
  dapat mendemonstrasikan cara melakukan tindakan bersih, termasuk perawatan
  mulut, menutup mulut dan hidung ketika batuk dan bersin, dan mencuci tangan 
 | 
  
3.1.1.  Jelaskan
  pada keluarga tentang penanganan suspek TB paru dengan menggunakan lembar
  balik 
3.1.2.  Tanyakan
  pada keluarga hal yang belum dimengerti 
3.1.3.  Minta
  keluarga menjelaskan kembali cara penanganan suspek TB paru 
3.1.4.  Beri
  reinforcment positif atas jawaban yang betul 
3.2.1.  Demonstrasikan
  kepada keluarga cara melakukan fisioterapi dada 
3.2.2.  Berikan
  kesempatan kepada keluarga untuk mencoba melakukan fisioterapi dada 
3.2.3.  Berikan
  reinforcment positif atas usaha keluarga 
3.2.4.  Pastikan
  keluarga akan melakukan tindakan yang diajarkan jika diperlukan 
3.3.1.  Demonstrasikan
  pada keluarga cara mendampingi pendrita dalam mengkonsumsi obat 
3.3.2.  Berikan
  kesempatan pada keluarga untuk melakukan cara yang diajarkan 
3.3.3.  Beri
  reinforcment positif atas usaha keluarga 
3.3.4.  Pastikan
  keluarga akan melakukan tindakan tersebut 
3.4.1.  Demonstrasikan
  pada keluarga cara melakukan tindakan bersih, perawatan mulut, menutup hidung
  dan mulut ketika batuk dan bersin dan mencuci tangan 
3.4.2.  Berikan
  kesempatan pada keluarga untuk melakukan cara yang diajarkan 
3.4.3.  Beri
  reinforcment positif atas usaha keluarga 
3.4.4.  Pastikan
  keluarga akan melakukan tindakan bersih yang diajarkan.   
 | 
 |||
4.    
  Setelah 1 x 45’ kunjungan, keluarga
  mampu memodifikasi lingkungan yang dapat mencegah terjadinya penularan TB
  paru 
8.1.   
  Menyebutkan cara memodifikasi
  lingkungan 
8.2.   
  Melakukan modifikasi lingkungan 
5.    
  Setelah 2 x 45’ keluarga mampu
  memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan cara : 
5.1.    Menyebutkan
  manfaat fasilitas kesehatan 
5.2.    Menyebutkan
  fasilitas kesehatan terdekat 
 | 
  
Respon
  verbal 
Redemonstrasi 
 Kunjungan tidak terencana 
Respon
  verbal 
Respon
  verbal 
 | 
  
Minimal
  3 dari 5 cara memodifikasi lingkungan untuk mencegah penularan TB paru 
1.   
  Ventilasi untuk pertukaran udara cukup 
2.   
  Ruangan khusus untuk penderita suspek
  TB paru 
3.   
  Peralatan makan penderita harus
  terpisah 
4.   
  Tempat pembuangan dahak yang tertutup 
5.   
  Mencuci tangan dengan sabun dan air
  mengalir setelah kontak dengan penderita 
Bersama
  perawat melakukan modifikasi lingkungan yang dapat mencegah penularan TB paru 
Terlihat
  lingkungan yang bersih untuk pencegahan penularan TB paru 
Manfaat
  fasilitas kesehatan bagi penderita suspek TB paru (puskesmas dan RS): 
-   
  Mendapatkan pemeriksaan secara
  langsung dan gratis 
-   
  Memperoleh informasi tentang TB paru 
-   
  Mendapatkan pengobatan secara gratis 
-   
  Jarak posyandu : 300 m 
-   
  Jarak puskesmas : 1,5 km 
-   
  Jarak rumah sakit : 7 km 
 | 
  
4.1.1   
  Jelaskan lingkungan yang dapat
  mencegah penularan penyakit TB paru 
4.1.2   
  Minta keluarga mengulang hal-hal yang
  telah dijelaskan. 
4.1.3   
  Beri reinforcment atas jawaban yang
  tepat 
4.2.1   
  Lakukan bersama dengan keluarga
  memodifikasi lingkungan yang dapat mencegah penularan TB paru 
4.2.2   
  Lakukan kunjungan tidak terencana
  untuk mengevaluasi kemampuan keluarga menciptakan lingkungan yang bersih 
4.2.3   
  Beri reinforcment positif atas
  tindakan yang dilakukan keluarga 
4.2.4   
  Tanyakan perasaan keluarga setelah
  melakukan hal tersebut di atas. 
5.1.1.  Jelaskan
  manfaat fasilitas kesehatan terkait keluhan yang ada 
5.1.2.  Motivasi
  keluarga untuk mengunjungi fasilitas kesehatan jika keluhan datang 
5.2.1.  Jelaskan
  jarak, waktu buka, dan biaya masing-masing fasilitas kesehatan yang ada 
 | 
 |||
TUGAS
          : KELOMPOK
PANUM         : KEPERAWATAN KOMUNITAS & KELUARGA


OLEH
KELOMPOK
II
- HASAN RAHIM 11. ASRIDA
 - SAMSAM 12. NIRWANA
 - MAUJUD I.S MAYA 13. SYAHRIR ABIDIN
 - NASIRAH 14. N SARLOTA AUPAREI
 - AKHRIANY YAHYA 15. SUMARNI
 - MULIANA AS 16. MUTIAH SUKRI
 - NURWAHIDAH 17. BASUKI RAHMAT SALEH
 - HERTIANA 18. TOMBA PATARRU
 - SRIHARTIPA 19. ROSNANI RATMAN
 - MUH. SAHRIR 20. MIKAEL
 
PROGRAM
STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 
MAKASSAR
2009

