BAB II
LAPORAN KASUS
Tgl masuk : 03-10-2009
Tgl pengkajian : 05-10-2009
Tempat : perawatan anak RSUD Syekh yiusuf Gowa
A.
Data Umum
1.
Identetitas klien
Nama : An “E”
Umur : 5 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Makassar
Pendidikan : -
Alamat : Canbayya
Diagnose : Tetanus
Ruanagan : II B
Perawatan II ( Anak )
Sumber info : Orang Tua dan rekam medik
2.
Identitas Orang tua
Ayah
Nama : Tn “E”
Umur : 30 Tahun
Pendidikan :
SLTP
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Cambayya
Ibu
Nama : Ny “N”
Umur : 29 tahun
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Cambayya
B.
Riwayat Kesehatan Saat Ini
1.
Keluhan Utama :
Demam, Kejang
2.
Alasan Masuk RS :
Menurut orang tua klien, dua minggu sebelum dirawat anaknya terkena bambu
sehingga menyebabakan luka robek dibagian betis kaki kanan. Klien perna dibawah
kepuskesmas untuk dijahit lukanya, namun beberapa hari klien keluar bermain
dengan luka terbuka. Mungkin pada saat itu proses masuknya bakteri atau kuman
clostridium tetani. Empat hari sebelum dirawat di RS, Orang tua klien
mengatakan anaknya nyeri pada lukanya dan tiga hari kemudian 03-10-2009 klien
dibawah ke RS karena sering kejang dan tetap demam dan nyeri pada lukanya.
Pada saat kami
kaji tgl 05-10-2009 keluarga klien mengatakan anaknya kejang terutama pada
bagian abdomen dan mulut, setiap bangun dari tidurnya jarang tidak kejang.
Mulutnya susuah terbuka sehingga tidak perna makan dan hanya makan sley, anak
tetap demam dan sesak ketika demam.
C.
Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1.
Riwayat Kelahiran
Menut Ibu klien, anaknya dilahirkan di Puskesmas
Bonto-Bontoa dengan bantuan bidan. Persalinan spontan tanpa ada keluhan yang
mempersulit kelahiran. Waktu ibu hamil dua kali memeriksakan kandungannya
diPuskesmas. Berat Badan waktu lahir 2,5kg dan Tinggi badan 48 cm. pada waktu
hamil ibu tidak perna menkomsumsi obat-obatan tertentu kecuali vitamin.
2.
Riwayat Penyakit Yang Perna di Derita
Menurut orang tua klien, klien tidak perna dirawat diruma sakit dengan
penyakit yang sama. Sejak kecil klien tidak perna menderita penyakit yang
serius hanya flu dan batuk.
3.
Riwayat imunisasi
Orang tua klien mengatakan imunisasi anaknya lengkap tetapi pada umur
tertentu dan jenis imunisasi sudah dilupa.
D.
Riwayat Kesehatan Keluarga
|
|
|
|
|
Keterangan
:
|
: Laki
:
Perempuan
:
Klien
: tinggal serumah
X :
Meninggal
? : tidak diketahui
E. Riwayat
Tumbuh Kembang Anak
1.
Pertumbuhan Fisik
a.
Berat Badan lahir :
2,5kg
b.
Tinggi Badan Lahir :
48 cm
c.
Waktu tumbuh gigi :
9 Bulan
2.
Perkembangan Tiap Tahap
a.
Berguling :
4 Bulan
b.
Duduk :
6 Bulan
c.
Merangkak :
9 Bulan
d.
Berdiri :
10 Bulan
e.
Senyum kepada orang lain : 13 Bulan
f.
Bicara pertama kali :
Lupa
g.
Berpakaian tanpa bantuan : 1,5 tahun
F. Riwayat
Nutrisi
1.
Pemberian ASI
Anak diberi ASI sejak lahir sampai berumur kira-kira
lebih 1 Tahun dan diselingi dengan pemberian susu pormula.
2.
Pemberian makanan tambahan
Sejak usia kira-kira kurang lebih 4 bulan berupa bubur
Sun dan selanjutnya biscuit bubur beras.
G. Riwayat
Psikososial
1.
Klien tinggal bersama orang tua
2.
Hubungan antar anggota keluarga baik
3.
Anak diasuh sendiri oleh orang tua dan kadang dibantu
oleh nenek klien.
H. Riwayat
Hospitalisasi
1.
Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap di
rumah sakit. Sakit pada anakmerupakan stressor bagi keluarga, menurut ibi klien
dia cemas sekali dan kadang menangis.
2.
Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap tidak
dikaji karena anak tidak kooperatif.
I. Kebutuhan
Dasar/ Pola Kebiasaan Setiap Hari
1.
Nutrisi
Sebelum Sakit : frekwensi makan, nasi, lauk pauk, salera
makan baik, jenis makanan bervariasi, anak juga makan sayuran dan mual muntah
tidak ada.
Saat sakit : Ibu klien mengatakan anaknya tidak perna
makan selama dirawat di Rumah Sakit kecuali sley karena anak tidak bisa membuka
mulut. Klien Nampak menutup mulut dan susah untuk dibuka karena trismus. Belum
dipasang NGT.
2.
Cairan
Sebelum Sakit : Frekwensi minum bervariasi antara 6-8
gelas sehari dengan volume yang bervariasi tergantung aktivitasnya dan minuman
pantangan tidak ada.
Saat Sakit : Frekwensi minum sering tapi volume
sedikit berkisar 3 glass aqua glass ukuran 220 ml.Terpasang infuse RL dengan dex 5%+diazepam 5 amp drips(anti
kejang)
3.
Eliminasi Fekal BAB
Sebelum sakit : Frekwensi BAB 1-2x sehari dengan
konsentrasi lembek warna kuning, tidak ada keluhan yang berhubungan dengan BAB.
Saat sakit : Selama dirawat di rumah sakit ibu klien
mengatakan anaknya belum perna BAB ( Dua hari).
4.
Eliminasi Urine
Sebelum sakit : menurut ibu klien BAK anaknya tidak
ada masalah dan lancar 2-4x sehari dan tidak ada keluhan.
Saat sakit : ibu klien mengungkapkan anaknya lancar
buang air kecil ditempat tidur 1-3x sehari dengan volume yang tidak diketahui.
5.
Personal hygiene
Sebelum sakit : anak mandi dua kali sehari memakai
sabun mandi, keramas pakai sampo dan sikat gigi.
Saat sakit : selama dirawat klien belum perna mandi,
klien Nampak kotor. Karena kejang sehingga tidak perna dimandikan berhubung
jika diransang akan timbuk kejang. Hanya muka yang dilap tissue, rambut klien
Nampak kurang bersih, kulit Nampak kotor dan kuku masih bersih.
6.
Aktivitas Latihan
Sebelum sakit : anak selaluh bermain dengan adek dan
kakaknya dan temen yang ada disekitar
rumahnya dan kegiatan lainnya dilakukan dengan baik.
Saat Sakit : anak beerbaring/ istirahat total, tidak
perna berjalan dan duduk jika disentuh/ diransang maka kejangnya akan timbul
lagi. Terpasan O2 dan infuse. Orang tua klien mengatakan semua
aktivitas klien dilakukan di tempat tidur.
7.
Istirahat Tidur
Sebelum Sakit : tidur sekitar 6-9 jam sehari. Tidak
ada gangguan tidur.
Saat Sakit : Pola tidur anak berubah jika sementara
tidur disentuh atau rebut maka akan terbangung dan timbil kejang. Tetapi anak
akan tidur jika anti kejang yang telah diberikan telah bariaksi. Anak tidur
sekitar 4-6 jam sehari. Klien Nampak lemah.
J. Pemeriksaan
tingkat Perkembangan
1.
Perkenbangan kognitif
2.
Perkembangan psikoseksual
anak sudah bias
membedakan jenis kelamin antara laki-laki dan wanita
3.
Perkebangan psikososial
Menurut orang tua, temen anak banyak dan pandai
bergaul dengan temen-temennya.
K. Pemeriksaan
fisik
Hari senin
05-10-2009
1.
Keadaan Umum
a.
Kesadaran
Susah untuk dinilai namun perkiraan skala 11 GCS
dengan pertimbangan ketika disentuh dan reibut anak akan terbangun. Ketika
merasa panas, haus, dan sakit anak akan berteriak panas atau kipas bu, minum dan
sakit bu.
b.
Penampilan dibandinkan dengan usia : anak Nampak lemah
dan sesuai dengan umur.
c.
Kebersihan secara umum : anak kurang bersih, kuku dan
tangan masih bersih.
d.
Tanda-tanda Vital
Nadi :
88 kali / menit
Suhu :
32 derajat celcius
Pernapasan : 44
kali/menit
2.
Antrometri
Berat Badan :
16 kg
Tinggi Badan :
112 cm
3.
Head to toe
a.
Kulit/Integument
Turgor kulit baik kecuali pada bagia luka yang Nampak
dibagian belakang betis kanan, luka Nampak kotor,. Kulit kuning langsat, Nampak
kotor karena keringat. Kulit teraba panas denga suhu 38,2 derajat celcius.
b.
Kepala dan Rambut
Rambut hitam, agak ikal, tidak mudah untuk dicabut,
kulit kepala kurang bersih, tidak Nampak kutu dan peradangan.
c.
Kuku
Kuku tangan dan kaki masih Nampak bersih.
d.
Mata atau penlihatan
Klien Nampak selalu ingin menutup mata dan tidak
peradangan pada kelopak mata.
e.
Hidung/penciuman
Nampak terpasang canula O2 dengan ukurang
1,5 L, Tidak terpasang NGT
f.
Telinga/pendengaran
Fungsi pendengaran baik dan peka terhadap suara,
telinga Nampak bersih dan tidak ada peradangan
g.
Mulut dan gigi
Mulut Nampak kaku dan susah untuk dibuka, bibir namapk
kering, gigi tidak dikaji karena trismus.
h.
Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan tidak ada
peradangan.
i.
Dada
Pernapasan, Nampak pernafasan dada dominan, gerakan
ikut gerak nafas dan simetris.
j.
Abdomen
Abdomen Nampak kaku karena kejang,
k.
Perineu dan Genetalia
Bersih, tidak ada peradangan dan perdarahan.
l.
Ekstremitas atas dan bawah
Terpasan infuse dilengan kanan dengan RL dex 5%+10amp
diazepam drips
Dan ada luka pada kaki kanan betis belakang.
4.
Pengkajian Data Fokus
a.
System pernafasan
Pernafasan 44x/menit, batuk tidak ada, suara
tambahan,sianosi dan Nampak sesak.
b.
System kardiovaskuler
Nadi 88x/menit, irama tidak teratur
c.
System neorologis
Nampak lemah, kesadaran skala 11GCS
d.
System Gastroinstinal
Anak Cuma makan sley selama dirawat di Rumah sakit dan
belum perna BAB selama dirawat (dua hari)
e.
System integument
Nyeri pada luka ketika ganti verban, berkeringat, Nampak
luka dikaki kanan bagian belakang suhu tubuh 38,2O C.
Data Fokus
Data subjektif
·
Keluarga klien mengatakan anaknya seriang kejang
terutama perutnya
·
Orang tua mengatakan mulut anaknya susah terbuka
sehingga tidak perna makan kecuali sley dan sesak karena kejang
·
Orang tua klien menyatakan anaknya sesak
·
Ibu klien megatakan anaknya tidak perna makan
selama di rawat dirumah sakit kecuali makan sley stroberi karena tidak bisa
buka mulut
·
Ibu klien mengatakan anaknya sering minum tetapi
sedikit sekitar 3 gelas aqua(360 ml) dan pertama di dawah lansug di pasang
infus
·
Ibu klien mengatakan selama dirawat anaknya
belum perna di mandikan dan hanya di lap tissue karena keringat
·
Ibu klien mengatakan semua kegiatan anaknya
dilakukan ditempat tidur.
·
Ibu klien mengatakan anak tidak perna duduk dan
berjalan, jika sementara tidur disentuh atau ada suara bising maka akan
terbangun dan kejang timbul kembali
·
Ibu klien mengatakan anaknya sesak ketika
kejang.
Data Objektif
·
Berat badan 16 kg
·
Tinggi badan 112 cm
·
Klien Nampak menutup mulut karena proses kejang
(trismus) dan susah untuk dibuka, dan tidak Nampak pemasangan NGT
·
Nampak terpasan infuse RL dex 5% +diazepam 5amp
drips dilengan kiri
·
Kulit klien Nampak kurang bersih, kulit dan kuku
masih bersih
·
Anak Nampak lemah, kesadarang skala 11 GCS
·
Nampak luka dibagian betis belakang kaki kanan
·
Kulit teraba panas dengan suhu tubuh 38,20c.
·
Nampak terpasang canula O2 1,5 L di hidung, anak
Nampak sesak dan sianosis
·
Nampak nulut kaku dan susah di buka, bibir
kering.
·
Tanda – tanda vital
Suhu : 38,20C
Nadi : 88x/menit
Pernafasan:
44x/menit
ANALISA
DATA
NO
|
Data
|
Masalah
|
1.
|
Ds:
·
Ibu klien
mengatakan anaknya kejang
·
Ibu klien
mengatakan mulut anaknya tertutup dan susah untuk terbuka
Do:
·
Klien Nampak
kejang
·
Klien Nampak
menutup mulut dan kaku (trismus)
·
Hidung klien
Nampak terpasang canula O2 1,5L Nampak sesak dan sianosis
·
Ttv :
Pernafasan: 44x/menit
Suhu : 38,30c
Nadi 88x/menit
|
Gangguan
pola napas
|
2.
|
Ds:
·
Orang tua
klien mengatakan anaknya demam
Do:
·
Kulit teraba
panas
·
Bibir Nampak
kering
·
Suhu tubuh 38,2oC
·
Nadi 88x/menit
|
Hipertermi
|
3.
|
Ds:
·
Ibu Klien
mengatakan anaknya kejang
·
Ibu klien
mengatakan mulut anaknya kaku dan susah terbuka sehingga tidak perna makan
kecuali sley
Do:
·
BB:16 kg
·
TB:112cm
·
Nampak mulut
kaku dan susah terbuka
|
Nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
|
4.
|
Ds:
·
Ibu klien
menggatakan anakny deman
·
Ibu klien
menggatakan anaknya minum tapi sedikit sekitar 3 gelas aqua(360 ml)
·
Anaknyaberkeringa
Ds:
·
Mulut anak
Nampak kaku
·
Nampak
terpasang infus RL 60 ts/I
|
Deficit
volume cairan
|
5.
|
Ds:
·
Ibu klien
mengatakan semua kegiatan anaknya dilakukan ditempat tidur
·
Tidak perna
duduk dan jalan
Do:
·
Anak Nampak
lemah
·
Kesadaran skala
11 GCS
·
Nampak terpasan
canula O2 dan infuse RL
·
Nampak kejang
|
Intoleransi
aktivitas
|
6
|
Ds:
·
Ibu klien mengatakan
selama anaknya dirawat tidak perna dimandikan
Do:
·
Klien Nampak
kurang bersih
·
Nampak luka
dibetis bagian belakang yang diperbang
|
Deficit
perawatan diri
|
7.
|
Ds:
·
Orang tua klien
cemas akan anaknya, bahkan sampai menangis, dan selalu bertanya
Do
:
·
Ibu klien
Nampak tegang dan menangis
|
Asietas
|
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan
pola nafas berhubungan dengan jalan nafas terganggu akibat spasme otot-otot
pernafasan yang ditandai dengan kejang, mulut kaku dan sesak.
2. Peningkatan
suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan efek toksin (bakterikimia) yang
ditandai dengan suhu tubuh meningkat menjadi 38,2oc dan tubuh
terabah hangat.
3. Perubuahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kekakuan otot pengunyah
yang ditandai dengan malas makan.
4. Deficit
volume cairan berhubungan dengan intake yang kurang dan pengeluaran yang
ditadai dengan klien berkeringat, volume minum sedikit.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
perawatan dan kelemahan ditandai dengan kejang dan kesadaran menurun dan
terpasan canula O2 dan infuse
RL.
6. Defisit
perawatan diri berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan klien kejang
ransangan.
7. Asietas
(kecemasan orang tua) berhubungan dengan kurang pengetahuan, penyakit, dan
hosptalisasi di tandai dengan orang tua tegan, menagis dan selalu bertanya.
Rencana tindankan
Keperawatan
No
|
Diagnose
|
Rencana tindakan Keperawatan
|
||
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
||
1.
|
Gangguan pola napas
Ds:
·
Ibu klien
mengatakan anaknya kejang
·
Ibu klien
mengatakan mulut anaknya tertutup dan susah untuk terbuka
Do:
·
Klien Nampak
kejang
·
Klien Nampak
menutup mulut dan kaku (trismus)
·
Hidung klien
Nampak terpasang canula O2 1,5L Nampak sesak dan sianosis
·
Ttv :
Pernafasan: 44x/menit
Suhu : 38,30c
Nadi 88x/menit
|
Pola nafas teratur dan
normal
kriteria hasil :
·
hipoksia
teratasi
·
mengalami
perbaikan kebutuhan oksigen
·
tidak sesak
·
penafas
normal(50-30x/menit)
·
sianosis tidak
ada
|
1.
monitor irama
pernafasan dan resfirasi rate
2.
atur posisi,
luruskan jalan nafas
3.
berikan
oksigenasi sesuai instrusksi dokter
4.
kolaborasi
dalam pemeriksaan analisa darah
|
-Indikasi adanya adanya
penyimpanan dan atau kelainan pernafasan
-Jalan nafas yang
longgar tidak ada sumbatan proses respirasi
-pemberian oksigenasi
secara adekuat dapat menyuplai dan memberikan cadangan soksigen sehingga
mencegah terjadinya hipoksia.
-Konvensasi tubuh terhadap
gangguan proses difusi jaringan dapat mengakibatkan asidosis respiratosr
|
2
|
Peningkatan suhu tubuh
(hipertermi)
Ds:
·
Orang tua
klien mengatakan anaknya demam
Do:
·
Kulit teraba panas
·
Bibir Nampak
kering
·
Suhu tubuh 38,2oC
·
Nadi 88x/menit
|
Suhu kembali normal
kriteria
hasil:
·
Suhu 36-37oc
·
Tubuh klien
tidak teraba panas
|
1.
Mengkaji
perubahan suhu tubuh
2.
Atur suhu
lingkungan yang nyaman
3.
Berikan hidrasi
dan minum yang adekuat
4.
Lakukan tehnik
aseptic dan antiseptic dalam perawatan luka
5.
Berikan kompres
air hangat bila tidak terjadi eksternal rangsangan kejang
6.
Laksanakan
program pengobatan antibiotic dan antipiretik
|
-mengetahui
perubahan kesehatan dan intervensi selanjuynya
-iklin
lingkungan dapat mempaengaruhi kondisi dan suhu tubuh individusebagai suatu
proses adaptasi melalui proses evaporasi dan konveksi.
-cairan
membantu menyegarkan badan dan merupakan koonvensi dari demam.
-perawatan
luka mengeliminasi kemungkinan toksin yang masih berada disekitar luka.
-Kompres
air hangat merupakan salah satu cara menurunkan panas
-obat-obatan
antibacterial dapat mempengaruhi spectrum untuk mengobati bakteri gram
fositif dan negative dan antipiratik bekerja sebagai penurun panas.
|
3
|
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Ds:
·
Ibu Klien
mengatakan anaknya kejang
·
Ibu klien
mengatakan mulut anaknya kaku dan susah terbuka sehingga tidak perna makan
kecuali sley
Do:
·
BB:16 kg
·
TB:112cm
·
Nampak mulut
kaku dan susah terbuka
|
Kebutuhan tubuh terpenuhi
kriteke ria hasil:
-
intake adekuat
-
BB tetap
optimal
|
1.
Jelaskan yang
mampengaruhi kesulitan makan dan dan pentingnya makanan bagi tubuh
2.
Kolaborasi
dengan tim gizi untuk pemberian diet TKTP cair, lunak dan bubuk kasar
3.
Kolaborasi
dengan dokter untukpemberian obat kejang sesuai indikasi
4.
Kolaborasi
dalam pemberian cairan iv dan NGT
|
-dampak
dari tetanus adanya kekakuan otot pengunyah sehingga klien mengalami
kesulitan menelan dan kadang timbul refleks
-Diet
diberikan sesuai dengan keadaan klien dari tingkat membuka mulut dan proses
mengunyah
-Pemberian
anti kejang seperti diazepam dapat mengurangi kejang dan kekakuan otot
pencernaan sehingga mulut dapat terbuka
Pemberian
cairan infuse diberikan kepada klien dengan ketidakmampuan mengunyah atu tidak
bisa atau tidak bisa makan,NGT dapat berfungsi sebagai pemasukan makanan
sehingga nutrisi terpenuhi.
|
4
|
Deficit volume cairan
Ds:
·
Ibu klien
menggatakan anakny deman
·
Ibu klien
menggatakan anaknya minum tapi sedikit sekitar 3 gelas aqua(360 ml)
·
Anaknyaberkeringa
Ds:
·
Mulut anak
Nampak kaku
·
Nampak
terpasang infus RL 60 ts/I
|
Deficit volume cairan
teratasi
Criteria hasil:
-
Anak
menunjukkan hidrasi yang adekuat
-
Anak minum
1500-2500cc/hari suhu tubuh anak dalam batas normal36,5-37oc
|
1.
Kaji intake dan
output
2.
Monitor
tanda-tanda dehidrasi
3.
Observasi ttv
4.
Beri minum
sering tapi sedikit
5.
Pemberian
cairan iv
|
-menentukan balance
cairan
-Selaput mukosa kering
turgor kulit buruk
Takikardi dan
hipotensi tergantung terhadap derajat kekurangan volume cairan
-menggantikan cairan
yang hilang
Untuk memenuhi cairan dalam
tubuh
|
5.
|
Intoleransi aktivitas
Ds:
·
Ibu klien
mengatakan semua kegiatan anaknya dilakukan ditempat tidur
·
Tidak perna
duduk dan jalan
Do:
·
Anak Nampak
lemah
·
Kesadaran skala
11 GCS
·
Nampak terpasan
canula O2 dan infuse RL
·
Nampak kejang
|
Anak dapat
beraktivitas seperti biasanya
Criteria hasil:
-
Anak Nampak
sehat
-
Kesadaran 15gcs
|
1.
Kaji tingkat
aktivitas anak
2.
Jelaskan kepada
oranr tua klien tentang aktivitas anaknya yang berhubungan dengan kejang
3.
Berikan
lingkungan tenang, pertahankan tirah baring, batasi pengujung
4.
Ubah posisi
klien dengan perlahan-lahan
|
-mengetahui sejauh
mana intoleransi dan kegiatan selanjutnya
-agar orang tua klien
memahamisejauh mana bantuan aktivitas yang akan diberikan kepada anaknya
-meningkatkan
istirahat untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh
-menhindari luka lecet pada
daerah yang tertekan.
|
6.
|
Deficit peratan diri
Ds:
·
Ibu klien
mengatakan selama anaknya dirawat tidak perna dimandikan
Do:
·
Klien Nampak
kurang bersih
Nampak luka dibetis
bagian belakang yang diperbang
|
Klien Nampak segar dan
bersih
Krteria hasil :
-
Kulit bersih
-
Likua bersih
dan bebas dari bakteri
|
1.
Jelaskan pada
klien tentang kebersihan anaknya
2.
Berikan
perawatan anak ketika terbangun
|
-mengetahui
sejauh mana kebersihan yang diberikan pada anaknya
-peka
terhadap rangsangan kejang
|
7.
|
Asietas ( kecemasan orang
tua )
Ds:
·
Orang tua klien
cemas akan anaknya, bahkan sampai menangis, dan selalu bertanya
Do
:
Ibu klien Nampak tegang dan
menangis
|
Kecemasan orang tua
teratasi
Criteria hasil :
-
Mengungkapkan
cemas berkurang, Nampak tenang
-
Berpartisipasi
dalam pengobatan
|
1.
Kaji
pengetahuan keluarga tentang anaknya
2.
Berikan
informasi tentang perawatan anaknya
3.
Memberikan
support pada keluarga bahwa anaknya akan sembuh jika disiplin dalam perawatan
4.
Berikan
keluarga kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya
|
-mengetahui kebutuhan
keluarga akan pengetahuan
-meningkatkan
pengetahuan orangtua sehinggah kecemasan berkurang
-memberikan harapan,
menunjukkan kecemasan akan berkurang dengan mentaati pengobatan
-mengurangi beban
psikologis dan menyalurkan aspek nasional
|
Inplementasi dan
Evaluasi
No Dx
|
Implementasi / Tindakan Keperawatan
|
Evaluasi
|
1.
|
Senin 05 Oktober 2009
Jam : 09.30 wita
1. memonitor irama pernapasan dan factor yang
mempengaruhi
hasil :
- klien Nampak sesak
- pernapasan 44
x/menit
- terpasang kanula O2 1,5 L
- sianosis
Jam : 09.35
2. mempertahankan pemberian O2 sesuai
indikasi
hasil :
-terpasang kanula O2
1,5 L
Jam 09.40
3. memperbaiki posisi kepala dan menganjurka kepada
orangtua klien agar jalan napas tetap diluruskan
hasil :
-jalan napas
diperbaiki / posisi kepala digeser
-orangtua anak akan
siap memperhatikan dan siap melaksanakan
|
Senin 05 Oktober 2009
Jam : 12.30
S : menurut orangtua anaknya masih sesak akan bertambah parah jika kejang
O : -Nampak terpasang O2 1,5 L
-pernapasan dada dominan
-sianosi
-pernapasan 38x/menit
A : gangguan pola napas belum
teratasi
P
: intervensi dilanjutkan
1. kaji system pernapasan
2. monitor tanda-tanda sesak
3. kolaborasi analisa gas darah
4. berikan O2
5. tetap memperbaiki posisi kepala
|
2.
|
Senin 5 Oktober 2009
Jam : 09.25
1. Memantau Perubahan Suhu Tubuh
Hasil :
-kulit terlalu panas
-suhu tubuh 38,20C
Jam : 09.50
2. Menganjurkan kepada orang tua jika tidak terlalu
kejang berikan kompres air hangat di dahi dan aksila
Hasil :
-orangtua klien akan
melaksanakannya
Jam : 09.55
3. Menganjurkan kepada orang tua memberikan obat
antipiretik dan antibiotic
Hasil :
-sudah ada sanmol
sirup tersedia dekat klien dengan dosis 3x 1 sendok/hari
Jam : 11.30
4. Mengamati/melakukan pemberian tekhnik aseptic/steril
Hasil :
-perawat rumah sakit
mengganti verban dengan pemberian betadin
|
Senin 05 Oktober 2009
Jam : 12.45
S : ibu klien mengungkapkan anaknya
masih demam
O : tubuh teraba hangat dan suhu
tubuh 37,80C
A : masalah hipertermi belum teratasi
P : lanjutkan dan pertahankan
intervensi
1. Anjurkan pemberian kompres
2. Pemberian antiretik
3. Pantau perubahan suhu
4. Perawatan luka
|
3.
|
Selasa 06 oktober 2009
Jam 14.30
1. Mengkaji status gizi klien
Hasil :
-orang tua klien
mengatakan anaknya hanya makan sley strooberi
-mulut anak Nampak
kaku karena kejang
-BB 16kg
-TB 112cm
Jam 14.40
2. Menjelaskan factor yang mempengaruhi kesulitan untuk
makan dan pentingnya gizi untuk tubuh.
Hasil:
-ibu klien memahami
akan hal tersebut namun anaknya selalu kejang dan tidak mau memaksakan
anaknya untuk makan.
Jam 14.45
3. Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian makanan
Hasil:
-sudah ada makanan
yang diberikan oleh tim gizi namun belim perna dimakan.
Jam 14.48
4. Kolaborasi dalam pemberian anti kejang
Hasil:
Pemberian
solic(diazepam)5 amp drips dengan RL infuse.
|
Jam 18.45
S: orang tua klien mengatakan anaknya
belum bisa
makan makanan pembagian dari RS
O: Mulut anak Nampak kaku/trismus
A: Nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh belum
Teratasi.
P:intervensi dilanjutkan
1. Observasi status gisi
2. Tetap anjurkan pemberian makanan sedikit tapi sering
3. Tetap kolaborasi pemberian anti kejang
|
4
|
Senin 05 oktober 2009
Jam 09.45
1. mengkaji intake dan output kebutuhan cairan
hasil :
-orang tua klien
mengatakan anak minumnya sedikit taoi sering sekitar 3gelas sehari (660ml)
-terpasan infuse RL
60tetes/menit+Dex, diazepam 5amp drips
-anak Nampak
berkeringat , urine 3-4kali nompol ditempat tidur ( Sekitar 800ml/hari
Jam 09.53
2. menganjurkan kepada orang tua klien agar memberikan
memberikan anaknya minum sedikit tapi harus sering
hasil :
orang tua klien
mengatakan akan meningkatkannya.
Jam 09.55
3. mempertahankan pemberian cairan IV
Hasil :
-terpasang infuse
RL 60tts/menit, dex5%+diazepam 5amp
drips
|
Senin 05 oktober 2009
S: orang tua klien mengatakan anaknya
sudah ada peningkatan minum 1 gelas 220ml
O: Suhu 37,80c
Pernapasan 38x/menit
A: Defisit volume cairan belum
teratasi
P: lanjutkan intervensi
1. mengkaji infut da output
2. mengajurkan orang tua agar memberikan minuman oral
3. mempertahankan pemberian cairan IV
|
5.
|
Selasa 06 oktober 2009
Jam 18.50
1. mengkaji aktivitas anak
hasil:
-aktivitas anak semua
dilakukan ditempat tidur
-nampak kejang dan
lemah, terpasang O2 dan infuse RL
Jam 18.55
2. menjelaskan kepada orang tua klien tentang aktivitas
anaknya
hasil:
oramg tua klien
mengerti akan hal tersebut.
3. Memberikan lingkungan yang tenang kepada klien dan
menjelaskan keluarga
Hasil: orang tua akan
melaksanakan dan tidak akan rebut lagi didekat anaknya.
4. Mengubah posisi klien secara perlahan
|
Rabu 07 oktober 2009
S: orang tua klien mengatakan anaknya
tetap berak
Tivitas ditempat tidurdan sudah menyiapkan lingkungan tenag.
O : lingkungan Nampak tenang dan anak
tertidur
A: Intoleransi aktovitas belum
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
1. Ubah posisi klien setiap saat secara perlahan
2. Jika kejang sudah berhenti maka ajarkan ambulansi
|
6.
|
Selasa 06 oktober 2009
Jam 19.00
1. Mengkaji kebersihan anak
hasil:
-ibu klien
mengungkapkan selama dirawat anaknya belum perna dimandikan.
-kulit anak Nampak
kurang bersih
-nampak luka dikaki
di betis kanan.
Jam 19.05
2. Memberikan penjelasan kepada orang tua klien tentang
pentingnya perawatan anaknya.
Hasil:
Ibu terkedala daloam
proses kejang tapi akan melaksanakannya.
3. Memberikan perawatan luka
Hasil:
Ganti verban 2x
sehari
|
Rabu 07 oktober 2009
S: ibu klien sudah membersihkan kulit
anaknya
Dengan kain yang dibasahi
O: klien Nampak bersih
Luka Nampak rapi
A: Defisit perawatan diri teratasi
P: Itervensi dipertahankan
|
7.
|
Senin 05 Otober 2009
Jam 9.30
1. Mengkaji tingkat kecemasan orang tua
Hasil:
Orang tua klien
mnampak tegang, dan mengungkapkan kecemasannnya karena anakntya kejang dan
demam.
Selasa 06 oktober 2009
2. Memberikan informasi sedikit kepada orang tua klien
tentang penyakit anaknya dan memberikan support bahawa anaknya akan sembuh
jika pengobatan dan perawatannya teratur dan intensif
Hasil :
Orang tua klien mengerti
dan sering bertanya serta akan melakukan apa instruksi dokter dan perawat dan
yakin anaknya akan sembuh.
|
Selasa 06 oktober 2009
Jam 20.00
S: Orang tua klien mengatakan
kecemasannya sudah berkurang
O: orang tua klien tidak menangis
lagi dan semangat
Dan kelihatan kooperatif dalam perawatn anaknya
A: kecemasan berkurang/Teratasi
P: intervensi dipertahankan.
|
Dx
1.
|
Selasa
06 oktober 2009
Jam
14.15
1.
Memonitor irama
pernafasan dan factor yang mempengaruhi
Hasil:
-Klien sudah tidak selaluh sesak
-pernapasan 32x/menit
-sianosis masih ada
Jam
14.18
2.
Mempertahankan
canula O2 1,5L
Hasil:
Terpasang canula O2 1,5 L
3.
Mengajurkan
orang tua klien agar selalu memperhatikan posisi kepala/jalan nafas anaknya
Hasil :
Klien akan melakukannya
4.
Memberikan anti
kejang
Hasil : solic (diazepam) 15amp drips RL.
|
Selasa
06 oktober 2009
Jam
18.30
S:
orang tua anak mengatakan anaknya masih sesak
Jika kejang timbul
O:
-nampak kejang
-ttv: nadi 64x/menit
-suhu 38,4oC
-pernapasan 48x/menit
A:
gangguan pola nafas belum teratasi
P:
lanjutkan intervensi
1.
Monitor TTV
2.
Pemberia O2
3.
Pemberian anti
kejang
|
Dx
2.
|
Selasa
06 oktober 2009
Jam
14.10
1.
Memonitor
perubahan suhu
Hasil :
Suhu tubuh 38,5oc
2.
Mengajurkan
pemberian kompres air hangat
Hasil:
Ibu klien mengatakan selaluh mengompres anaknya
dibagian dahi
3.
Menganjurakn
kepada orang tua klien agar tetap memberikan anaknya antipiretik tepat waktu
Hasil:
Orang tua klien selaluh memberikan sanmol kepada
anaknya 3x sehari
4.
Merawat luka
Hasil:
Petugas mengganti verban dengan memberikan betadin.
5.
Peberian
antibiotic
Hasil:
Peberian visilin dan dexa rutin 2x sehari
|
Selasa
06 oktober 2009
Jam:
19.15
S:
orang tua klien mengatakan anaknya masih
Demam
O:
-Anak Nampak pucat dan kulit teraba hangat
-suhu tubuh : 38,40c.
A:
masalah hipertermi belum teratasi
P:
lanjutka intervensi
1.
Kaji perubahan
suhu
2.
Mengajurkan
tetap memberikan kompres air hangat
3.
Anjurkan
pemberian antipiretik
Dan antibiotic ruting
|
Dx
3.
|
Rabu
07 oktober 2009
Jam
18.45
1.
Mengkaji status
gizi
Hasil :
Orang tua klien mengatakan anaknya belum perna makan
bubur dari tim gizi RS hanya sley yang dimakan.
2.
Menganjurkan
kepada orang tua klien untuk pemberian makanan sedikit tapi sering
Hasil :
Orang tua klien sudah berusaha namun mulut anaknya
masih kaku
3.
Kolaborasi
dalam pemberian anti kejang
Hasil:
Terpasan cairan RL dex 5%+diazepam 15amp drips
|
Kamis
08 oktober 2009
Jam
09.30
S:
Orang tua klien mengatakan dari tadi malam anaknya sudah memakan 2 sendok
buibur dari tim Gizi
O:
mulut anak masih kaku dan susah untuk dibuka
BB : 15,8kg
TB : 112cm
A:
gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Belum teratasi
P:
Itervensi dilangjutkan
1.
Kaji status
gizi
2.
Anjurkan orang
tua klien lebih berusaha memberikan anaknya makanan
3.
Kolaborasi
dalam pemberian diazepam
Dan antibiotic ruting
|
Dx
4.
|
Selasa
06 oktober 2009
Jam
14.00
1.
Mengganti
cairan RL
Hasil :
Mengganti cairan RL + diazepam 15amp drips
60tetes/menit
Jam
15.10
2.
Mengkaji status
cairan klien
Hasil:
ibu klien mengatakan anaknya minum air aqua gelass
220ml sebanyak 4 gelas (880ml) sehari
3.
Menganjurkan
kepada orang tua agar memberikan minuman yang disukai
Hasil:
Orang tua klien akan melaksanakannya
|
Selasa
06 oktober 2009
Jam
18.45
S
: Orang tua klien mengatakan masih minum 4
Gelas (880ml)
O:
klien Nampak berkeringat
A:
gangguan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi
P
: lanjutkan intervensi
1.
Kaji status
cairan
2.
Pertahankan
pemberian cairan iv dan minum yang cukup
|
Dx
5.
|
Kamis
08 oktober 2009
Jam
10.10
1.
Mengkaji
aktivitas anak
Hasil:
-aktivitas anak semua masih dilakukan ditempat tidur
-nampak terpasang infuse RL dikaki kiri dan canula O2
Jam
10.15
2.
Mengubah posisi
klien agar tidak tertekan
Hasil:
Memperbaiki posisi klien dengan memberikan bantal
3.
Mengajurkan
kepada orang tua klien jika anak berhenti kejang agar megusahakan anaknya
melakukan ambulansi/pergerakan
4.
Kolaborasi
dalam pemberian anti kejang
Hasil:
Infuse RL +15amp diazepam drips
|
Kamis
08 oktober 2009
Jam
13.40
S:
Orang tua klien mengatakan anaknya tetap berbaring titemapat tidur dan semua
kegiatannya dilakukan ditemapt tidur
O:
klien masih Nampak kejang, terpasang O2 dan
Infuse RL+15 amp diazepam
A:
Intoleransi akvitas teratasi
P:
intervensi dipertahankan
|
Dx
1.
|
Rabu
07 oktober 2009
Jam
14.15
1.
Memonitor
iramah pernafasan
Hasil:
-klien masih sesak ketika kejang
-pernafasan 42x/menit
-sianosis
Jam
14.20
2.
Mempertahankan
pemberian O2
Hasil:
Terpasang canula O2 I,5 L
3.
Pemberian anti
kejang
Hasil:
Terpasan infuse RL +15amp diazepam drips.
|
Rabu
07 oktober 2009
Jam
20.20
S:
orang tua klien mengatakan anaknya masih sesak
Ketika kejang namun berhenti jika kejang
berhenyi
O:
pernafasan 32x/menit
A:
gangguan pola nafas belum teratasi
P:
intervensi dilanjutkan
1.
Monitor pola
pernafasan
2.
Pemberian O2
3.
Kolaborasi
dalam pemberian anti kejang
|
Dx
2.
|
Rabu
07 oktober 2009
Jam
14.30
1.
Memonitor
perubahan suhu tubuh
Hasil:
Kulit klien terabah hangat dan suuhu tubuh 39oc
Jam
14.35
2.
Tetap
menganjurkan kepada orang tua klien dalam pemberian kompres air hangat didahi
dan aksila
Hasil:
Orang tua selaluh mengompres naknya da terpasan
kompres air hangat didahi
3.
Tetap
menganjurkan kepada orang tua klien agar selaluh memberikan anaknya
antipeiretik tepat waktu
Hasil:
Orang tua klien menagtakan teoat waktu dalam
pemberian sanmol syrup 3x sehari
Jam
15.00
4.
Memberikan
perawatan luka
Hasil:
Perawat mengganti verban dengan menggukan betadin
5.
Kolaborasi
dalam pemberian antibiotic
Hasil:
-pemberian cefo2x500cc
-pemberian dex 2x1/2 amp
|
Rabu
07 oktober 2009
Jam
20.30
S:
orang tua klien mengatakan anaknya masih
Demam.
O:
-suhu tubuh 38,5oc
-terabah panas
A:
masalah hipertermi belum teratasi
P:
intervensi dilangjutkan
1.
Monitor
perubahan suhu
2.
Kolaborasi
dalam pemberian antipiretik dan antibiotic
3.
Perawatan luka
|
Dx
4.
|
Rabu
07 oktober 2009
Jam
14.45
1.
Memonitor
status cairan
Hasil:
Orang tua klien mengatakan anaknya mampu menhabiskan 5 gelas air
aqua 220ml(1100ml)/hari +infuse RL 60 tetes/menit.anak BAK 3-4x sehari
2.
Menganjurkan
tetap memberikan minum yang dan iv dipertahankan
Hasil:
Infuse RL 60tetes/menit terpasan
|
Rabu
07 oktober 2009
Jam
20.50
S:
orang tua klien mengatakan anaknya sudah mampu menhabiskan 5 gelas
O:
terpasang infuse RL 60 tetes/menit
A:
deficit volume cairan teratasi
P:
intervensi dipertahankan.
|
Dx
3.
|
Kamis
08 oktober 2009
Jam
08.00
1.
Memonitor irama
pernafasan
Hasil :
Orang klien mengatakan Cuma makan 2 sendok bubur
pembagian
2.
Menganjurkan
kepada orang tua klien agar tetap berusaha member anaknya makanan
Hasil:
Orang tua klien selaluh berusaha tapi anaknya tetap
tidak bisa dan Cuma makan sley.
3.
Kolborasi dalam
pemberian anti kejang
Hasil:
Terpasan RL+ 15Amp diazepam drips
|
Kamis
08.oktober 2009
Jam
13.50
S:
Orang tua klien mengatakan anak sudah mampu makan 4 sendok bubu pembagian
O:
mulut anak masih kaku
A:
Gangguan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Belum teratasi
P:
intervensi dilanjutkan
1.
Monitor
perubahan status gizi
2.
Kolaborasi
dalam pemberian anti kejang
3.
Kolaborasi
dalam pemberia NGT
|
Dx
1.
|
Kamis
08 oktober 2009
Jam
08.00
1.
Memonitor irama
pernapasan
Hasil:
Orang tua klien mengatakan anaknya tetap sesak
ketika kejang
-pola
pernafasan 42x/menit,nadi 96x/menitdan suhu 38,3oc
Jam
08.10
2.
Mempertahankan
O2
Hasil:
terpasan
canula O2 1,5L
3.
Pemberian
antikejang
Hasil:
Terpasang infuse RL +15amp diazepam drips
|
Kamis
08 oktober 2009
Jam
13.50
S:
orang tua klien mengatakan anaknya masih kejang dan sesak ketika kejang
O:
pernafasan 44x/menit, Nampak kejang
A:
Gangguan pola nafas belum teratasi
P:lanjutkan
intervensi
1.
Memonitor irama
pernafasan
2.
Mempertahankan
O2
3.
Kolaborasi
dalam pemberian anti kejang
|
Dx
2.
|
Kamis
08 oktober 2009
Jam
08.15
1.
Memonitor
perubahan suhu tubuh
Hasil:
-Kulit klien terabah hangat
-suhu tubuh 38,3oc
2.
Tetap mengajurkan pemberian air hangat
Hasil:
Orang tua klien selaluh memberikan kompres air hangat
3.
Tetap
menagjurkan kepada orang tua klien dalam pemberian obat antipiretik yang
telah diresepkan
Hasil :
Orang tua klien menagatakan tetap memberikan obat
sanmaol syrup 3xsehari
Jam
12.45
4.
Merawat luka
Hasil : ganti verban dengan menggunakan betadin
5.
Kolaborasi
dalam pemberian antibiotic
Hasil :
Cefo 2x 500
Dex 2x1/2amp
|
Kamis
08 oktober 2009
13.25
S:
orang tua klien masih menagtakan ananya
Masih demam
O:
-kulit terba hangat
-
Suhu: 38,1oc
-
Nadi 92x/menit
-
Pernafasan
44x/menit
A:
masalah hipertermi belum teratasi
P:
intervensi dilanjutkan
1.
Monitor
perubahan suhu tubuh
2.
Kolabirasi
dalam pemberian antibiotic
|
Dx
3.
|
Jumat
09 oktober 2009
Jam
09.30
1.
Memonitor
status gizi
Hasil:
Orang tua klein mengatakan anaknya sudah mampu makan
8 sendok bubur seharidan masih suka makan sley. Mulut klien masih kaku
2.
Tetap
menganjurkan kepada orang tua klien agar tetap memberikan makanan anaknya
sebanyak mungkin
Hasil :
Orang tua klien berusaha semaksimal mungking
3.
Kolaborasi
dalam pemberian anti kejang
Hasil:
Terpasang RL + 8amp diazepam karna persiapan habis.
|
Jumat
09 oktober 2009
Jam
13.45
P:
orang tua klien megatakan dari pagi sampai sekarang anaknya Cuma mampu makan
bubur sekitar 5 sendok +sley sekitar 3 sendok
O:
klien Nampak tidur dan jika bangun kejang
A:
gangguan nutrisi kurang dar kebutuhan tubuh belum teratasi
P:
intervensi dilanjutkan
1.
Monitor status
gizi
2.
Tetap
menganjurkan pemberian makan sedikit tapi sering
3.
Kolaborasi
dalam pemberian anti kejang dan pemasangan NGT
|
Dx
1.
|
Jumat
09 oktober 2009
Jam
08.15
1.
Memonitor TTV
dan pola pernafasan
Hasil :
Ttv:
-
Pernafasan
32x/menit
-
Suhu 38,2oc
-
Nadi 92x/menit
2.
Mempertahankan pemberian O2
Hasil:
Terpasang canula O2 1,5 L
3.
Kolaborasi
dalam pemberian anti kejang
4.
Hasil:
Terpasang RL+15 amp diazepam drips
|
Jumat
09 oktober 2009
Jam13.40
S:
orang tua klien mengatakan anaknya kadang-kadang sesak tetapi sudah tidak
terlaluh parah
O:
pernapasan 42x/menit
A:
gangguan pola nafas belum teratasi
P:
intervensi dilanjtkan
1.
Monitor pola
nafas dan ttv
2.
Pemberian O2
3.
Kolaborasi
pemberian anti kejang
|
Dx
2.
|
Jumat
09 oktober 2009
Jam
8.30
1.
Memonitor
perubahan suhu tubuh dan ttv
Hasil:
Kulit klien masih teraba hangat
2.
Tetap
menagjurkan pemberian kompres air hangat jika demam masi ada.
Hasil:
Orang tua klien selaluh melakukannya
3.
Tetap
menaganjurkan kepada orang tua klien dalam pemberian antipiretik
Hasil:
Orang tua klien meangatakan selaluh memberikan obat
anaknya sesuai yang diresepkan yaitu sanmol 3x sehari
Jam
12.30
4.
Merawat luka
Hasil:
Ganti verban, membersihkan denagn menggunakan
betadin
5.
Kolaborasi
dalam pemberian antibiotik
|
Jumat
09 oktober 2009
Jam
13.30
S:
orang tua klien mengatakan anaknya masih demam
O:
tubuh masih terabah hangat
Suhu tubuh 38,2oC
A:
masalah hipertermi belum teratasi
P:
intervensi dilanjutkan
|
Dx
3.
|
Sabtu
10 oktober 2009
Jam
21. 30
1.
Memonitor
perubahan status gizi
Hasil:
Orang tua klien mengatakan anaknya sudah mampu
menghabiskan makanan bubur 9-10 sendok sehari ditambah sley. Klien masih
kejang dan mulutnaya masih kaku
2.
Tetap
menganjurkan kepada orang tua klien agar tetap memberikan makanan semaksimal
mungkin pada anaknya.
Hasil:
Orang tua klien akan selaluh berusaha
3.
NGT tidak
terpasan karena ditakutkan terjadi iritasi ketika kejang muncul.
|
Minggu
11 oktober 2009
Jam
06.30
S:
orang tua klien mengatakan anaknya dari tadi
malam anaknya belum makan sampai sekarang.
O:
berat badan 15,3kg
Tinggi badan 112cm
A:
gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi
P:
intervensi dilanjutkan
|
Dx
1.
|
Sabtu
10 oktober 2009
Jam21.20
1.
Memonitor TTV dan pola nafas
Hasil:
Orang tua klien mengatakan anaknya sudah tidak
terlaluh sesak
-pernafasan 46x/menit
-suhu 37,2oc
-nadi 100x/menit
D
2.
Mempertahankan
pemberian O2
Hasil:
Masih teroasan canula O2 1,5L
3.
Kolaborasi
dalam pemberian anti kejang
Hasil:
Terpasan RL+15amp diazepam
|
Minggu
11 0ktober 2009
Jam
06.00
S:
orang tua klien mengatakan anaknya sudah tidak terlaluh sesak
O:
pernafasan 32x/menit
A:
gangguan pola nafas belum teratasi
P:
intervensi dilanjutkan
|
Dx
2.
|
Sabtu
10 oktober 2009
Jam
21.15
1.
Memonitor TTV
Dan perubahan suhu tubuh
Hasil :
Kulit klien terabah hangat
Suhu 37,2oc
Nadi 100x/menit
Pernafasan : 46x/menit
2.
Tetap
menganjurkan kepada orang tua agar tetap memberikan antipiretik dan antibiotic
serta jika demam lagi dikompres
Hasil:
Orang tua klien akan melaksanakannya
|
Minngu
11 oktober 2009
jam06.15
S:
orang tua klien mengatakan anaknya demam lagi
O:
suhu tubuh 38,4oc dan kulit teraba hangat
A:
masalah hipertermi belum teratasi
P:
intervensi dilanjutkan
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar