BAB II
LAPORAN KASUS
Tgl masuk                    : 03-10-2009
Tgl pengkajian             : 05-10-2009
Tempat                        : perawatan anak RSUD         Syekh yiusuf Gowa
A.   
Data Umum
1.     
Identetitas klien
Nama                     : An “E”
Umur                     : 5 tahun
Jenis kelamin         : Perempuan
Agama                   : Islam
Suku                      : Makassar
Pendidikan            : -
Alamat                  : Canbayya
Diagnose               : Tetanus 
Ruanagan              : II B
Perawatan II ( Anak )
Sumber info          : Orang  Tua dan rekam medik 
2.     
Identitas Orang tua 
Ayah 
Nama                     : Tn “E”
Umur                     : 30 Tahun
Pendidikan                        :
SLTP
Pekerjaan               : Wiraswasta
Alamat                  : Cambayya
Ibu 
Nama                     : Ny “N”
Umur                     : 29  tahun
Pendidikan            : SLTA
Pekerjaan               : IRT
Alamat                  : Cambayya
B.    
Riwayat Kesehatan Saat Ini
1.     
Keluhan Utama     :
Demam, Kejang 
2.     
Alasan Masuk RS             :
Menurut orang tua klien, dua minggu sebelum dirawat anaknya terkena bambu
sehingga menyebabakan luka robek dibagian betis kaki kanan. Klien perna dibawah
kepuskesmas untuk dijahit lukanya, namun beberapa hari klien keluar bermain
dengan luka terbuka. Mungkin pada saat itu proses masuknya bakteri atau kuman
clostridium tetani. Empat hari sebelum dirawat di RS, Orang tua klien
mengatakan anaknya nyeri pada lukanya dan tiga hari kemudian 03-10-2009 klien
dibawah ke RS karena sering kejang dan tetap demam dan nyeri pada lukanya.
Pada saat kami
kaji tgl 05-10-2009 keluarga klien mengatakan anaknya kejang terutama pada
bagian abdomen dan mulut, setiap bangun dari tidurnya jarang tidak kejang.
Mulutnya susuah terbuka sehingga tidak perna makan dan hanya makan sley, anak
tetap demam dan sesak ketika demam.
C.    
Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1.     
Riwayat Kelahiran 
Menut Ibu klien, anaknya dilahirkan di Puskesmas
Bonto-Bontoa dengan bantuan bidan. Persalinan spontan tanpa ada keluhan yang
mempersulit kelahiran. Waktu ibu hamil dua kali memeriksakan kandungannya
diPuskesmas. Berat Badan waktu lahir 2,5kg dan Tinggi badan 48 cm. pada waktu
hamil ibu tidak perna menkomsumsi obat-obatan tertentu kecuali vitamin.
2.     
Riwayat Penyakit Yang Perna di Derita
Menurut orang tua klien, klien tidak perna dirawat diruma sakit dengan
penyakit yang sama. Sejak kecil klien tidak perna menderita penyakit yang
serius hanya flu dan batuk.
3.     
Riwayat imunisasi 
Orang tua klien mengatakan imunisasi anaknya lengkap tetapi pada umur
tertentu dan jenis imunisasi sudah dilupa.
D.   
Riwayat Kesehatan Keluarga
  
  | 
 
  
  | 
 
  
  | 
 
  
  | 
 
![]()  | 
 |||||
![]()  | 
 |||||
  
  | 
 
![]()  | 
 
            Keterangan
:
  
  | 
 
                                   
: Laki                                                
                                    :
Perempuan
                 X                :
Meninggal
                  ?            : tidak diketahui
E.     Riwayat
Tumbuh Kembang Anak
1.     
Pertumbuhan Fisik 
a.      
Berat Badan lahir        :
2,5kg
b.     
Tinggi Badan Lahir     :
48 cm
c.      
Waktu tumbuh gigi     :
9 Bulan
2.     
Perkembangan Tiap Tahap
a.      
Berguling                                  :
4 Bulan
b.     
Duduk                                      :
6 Bulan
c.      
Merangkak                                :
9 Bulan 
d.     
Berdiri                                      :
10 Bulan
e.      
Senyum kepada orang lain       : 13 Bulan
f.      
Bicara pertama kali                   :
Lupa
g.     
Berpakaian tanpa bantuan        : 1,5 tahun
F.      Riwayat
Nutrisi
1.     
Pemberian ASI
Anak diberi ASI sejak lahir sampai berumur kira-kira
lebih 1 Tahun dan diselingi dengan pemberian susu pormula.
2.     
Pemberian makanan tambahan 
Sejak usia kira-kira kurang lebih 4 bulan berupa bubur
Sun dan selanjutnya biscuit bubur beras. 
G.    Riwayat
Psikososial
1.     
Klien tinggal bersama orang tua
2.     
Hubungan antar anggota keluarga baik 
3.     
Anak diasuh sendiri oleh orang tua dan kadang dibantu
oleh nenek klien.
H.    Riwayat
Hospitalisasi
1.     
Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap di
rumah sakit. Sakit pada anakmerupakan stressor bagi keluarga, menurut ibi klien
dia cemas sekali dan kadang menangis.
2.     
Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap tidak
dikaji karena anak tidak kooperatif. 
I.       Kebutuhan
Dasar/ Pola Kebiasaan Setiap Hari
1.     
Nutrisi
Sebelum Sakit : frekwensi makan, nasi, lauk pauk, salera
makan baik, jenis makanan bervariasi, anak juga makan sayuran dan mual muntah
tidak ada.
Saat sakit : Ibu klien mengatakan anaknya tidak perna
makan selama dirawat di Rumah Sakit kecuali sley karena anak tidak bisa membuka
mulut. Klien Nampak menutup mulut dan susah untuk dibuka karena trismus. Belum
dipasang NGT.
2.     
Cairan 
Sebelum Sakit : Frekwensi minum bervariasi antara 6-8
gelas sehari dengan volume yang bervariasi tergantung aktivitasnya dan minuman
pantangan tidak ada.
Saat Sakit : Frekwensi minum sering tapi volume
sedikit berkisar 3 glass aqua glass ukuran 220 ml.Terpasang infuse RL  dengan dex 5%+diazepam 5 amp drips(anti
kejang)
3.     
Eliminasi Fekal BAB
Sebelum sakit : Frekwensi BAB 1-2x sehari dengan
konsentrasi lembek warna kuning, tidak ada keluhan yang berhubungan dengan BAB.
Saat sakit : Selama dirawat di rumah sakit ibu klien
mengatakan anaknya belum perna BAB ( Dua hari).
4.     
Eliminasi Urine 
Sebelum sakit : menurut ibu klien BAK anaknya tidak
ada masalah dan lancar 2-4x sehari dan tidak ada keluhan.
Saat sakit : ibu klien mengungkapkan anaknya lancar
buang air kecil ditempat tidur 1-3x sehari dengan volume yang tidak diketahui.
5.     
Personal hygiene 
Sebelum sakit : anak mandi dua kali sehari memakai
sabun mandi, keramas pakai sampo dan sikat gigi.
Saat sakit : selama dirawat klien belum perna mandi,
klien Nampak kotor. Karena kejang sehingga tidak perna dimandikan berhubung
jika diransang akan timbuk kejang. Hanya muka yang dilap tissue, rambut klien
Nampak kurang bersih, kulit Nampak kotor dan kuku masih bersih.
6.     
Aktivitas Latihan 
Sebelum sakit : anak selaluh bermain dengan adek dan
kakaknya dan  temen yang ada disekitar
rumahnya dan kegiatan lainnya dilakukan dengan baik.
Saat Sakit : anak beerbaring/ istirahat total, tidak
perna berjalan dan duduk jika disentuh/ diransang maka kejangnya akan timbul
lagi. Terpasan O2 dan infuse. Orang tua klien mengatakan semua
aktivitas klien dilakukan di tempat tidur.
7.     
Istirahat Tidur 
Sebelum Sakit : tidur sekitar 6-9 jam sehari. Tidak
ada gangguan tidur.
Saat Sakit : Pola tidur anak berubah jika sementara
tidur disentuh atau rebut maka akan terbangung dan timbil kejang. Tetapi anak
akan tidur jika anti kejang yang telah diberikan telah bariaksi. Anak tidur
sekitar 4-6 jam sehari. Klien Nampak lemah.
J.       Pemeriksaan
tingkat Perkembangan
1.     
Perkenbangan kognitif
2.     
Perkembangan psikoseksual 
 anak sudah bias
membedakan jenis kelamin antara laki-laki dan wanita
3.     
Perkebangan psikososial 
Menurut orang tua, temen anak banyak dan pandai
bergaul dengan temen-temennya.
K.    Pemeriksaan
fisik 
Hari senin
05-10-2009
1.     
Keadaan Umum 
a.      
Kesadaran 
Susah untuk dinilai namun perkiraan skala 11 GCS
dengan pertimbangan ketika disentuh dan reibut anak akan terbangun. Ketika
merasa panas, haus, dan sakit anak akan berteriak panas atau kipas bu, minum dan
sakit bu.
b.     
Penampilan dibandinkan dengan usia : anak Nampak lemah
dan sesuai dengan umur.
c.      
Kebersihan secara umum : anak kurang bersih, kuku dan
tangan masih bersih.
d.     
Tanda-tanda Vital
Nadi            :
88 kali / menit
Suhu           :
32 derajat celcius 
Pernapasan  : 44
kali/menit
2.     
Antrometri
Berat Badan           :
16 kg
Tinggi Badan          :
112 cm
3.     
Head to toe
a.      
Kulit/Integument 
Turgor kulit baik kecuali pada bagia luka yang Nampak
dibagian belakang betis kanan, luka Nampak kotor,. Kulit kuning langsat, Nampak
kotor karena keringat. Kulit teraba panas denga suhu 38,2 derajat celcius.
b.     
Kepala dan Rambut 
Rambut hitam, agak ikal, tidak mudah untuk dicabut,
kulit kepala kurang bersih, tidak Nampak kutu dan peradangan.
c.      
Kuku
Kuku tangan dan kaki masih Nampak bersih. 
d.     
Mata atau penlihatan 
Klien Nampak selalu ingin menutup mata dan tidak
peradangan pada kelopak mata.
e.      
Hidung/penciuman 
Nampak terpasang canula O2 dengan ukurang
1,5 L, Tidak terpasang NGT
f.      
Telinga/pendengaran
Fungsi pendengaran baik dan peka terhadap suara,
telinga Nampak bersih dan tidak ada peradangan
g.     
Mulut dan gigi
Mulut Nampak kaku dan susah untuk dibuka, bibir namapk
kering, gigi tidak dikaji karena trismus.
h.     
Leher 
Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan tidak ada
peradangan.
i.       
Dada 
Pernapasan, Nampak pernafasan dada dominan, gerakan
ikut gerak nafas dan simetris.
j.       
 Abdomen
Abdomen Nampak kaku karena kejang, 
k.     
Perineu dan Genetalia
Bersih, tidak ada peradangan dan perdarahan.
l.       
Ekstremitas atas dan bawah
Terpasan infuse dilengan kanan dengan RL dex 5%+10amp
diazepam drips
Dan ada luka pada kaki kanan betis belakang.
4.     
Pengkajian Data Fokus
a.      
System pernafasan 
Pernafasan 44x/menit, batuk tidak ada, suara
tambahan,sianosi dan Nampak sesak.
b.     
System kardiovaskuler 
Nadi 88x/menit, irama tidak teratur 
c.      
System neorologis 
Nampak lemah, kesadaran skala 11GCS
d.     
System Gastroinstinal
Anak Cuma makan sley selama dirawat di Rumah sakit dan
belum perna BAB selama dirawat (dua hari)
e.      
System integument 
Nyeri pada luka ketika ganti verban, berkeringat, Nampak
luka dikaki kanan bagian belakang suhu tubuh 38,2O C.
Data Fokus 
Data subjektif
·        
Keluarga klien mengatakan anaknya seriang kejang
terutama perutnya 
·        
Orang tua mengatakan mulut anaknya susah terbuka
sehingga tidak perna makan kecuali sley dan sesak karena kejang
·        
Orang tua klien menyatakan anaknya sesak 
·        
Ibu klien megatakan anaknya tidak perna makan
selama di rawat dirumah sakit kecuali makan sley stroberi karena tidak bisa
buka  mulut
·        
Ibu klien mengatakan anaknya sering minum tetapi
sedikit sekitar 3 gelas aqua(360 ml) dan pertama di dawah lansug di pasang
infus
·        
Ibu klien mengatakan selama dirawat anaknya
belum perna di mandikan dan hanya di lap tissue karena keringat
·        
Ibu klien mengatakan semua kegiatan anaknya
dilakukan ditempat tidur.
·        
Ibu klien mengatakan anak tidak perna duduk dan
berjalan, jika sementara tidur disentuh atau ada suara bising maka akan
terbangun dan kejang timbul kembali
·        
Ibu klien mengatakan anaknya sesak ketika
kejang.
Data Objektif
·        
Berat badan 16 kg
·        
Tinggi badan 112 cm
·        
Klien Nampak menutup mulut karena proses kejang
(trismus) dan susah untuk dibuka, dan tidak Nampak pemasangan NGT
·        
Nampak terpasan infuse RL dex 5% +diazepam 5amp
drips dilengan kiri
·        
Kulit klien Nampak kurang bersih, kulit dan kuku
masih bersih
·        
Anak Nampak lemah, kesadarang skala 11 GCS 
·        
Nampak luka dibagian betis belakang kaki kanan
·        
Kulit teraba panas dengan suhu tubuh 38,20c.
·        
Nampak terpasang canula O2 1,5 L di hidung, anak
Nampak sesak dan sianosis
·        
Nampak nulut kaku dan susah di buka, bibir
kering.
·        
Tanda – tanda vital
Suhu : 38,20C
Nadi : 88x/menit
Pernafasan:
44x/menit
ANALISA
DATA
| 
   
NO 
 | 
  
   
Data 
 | 
  
   
Masalah 
 | 
 
| 
   
1. 
 | 
  
   
Ds: 
·        
  Ibu klien
  mengatakan anaknya kejang 
·        
  Ibu klien
  mengatakan mulut anaknya tertutup dan susah untuk terbuka 
Do: 
·        
  Klien Nampak
  kejang 
·        
  Klien Nampak
  menutup mulut dan kaku (trismus) 
·        
  Hidung klien
  Nampak terpasang canula O2 1,5L Nampak sesak dan sianosis 
·        
  Ttv : 
Pernafasan: 44x/menit 
Suhu : 38,30c 
Nadi 88x/menit 
 | 
  
   
Gangguan
  pola napas 
 | 
 
| 
   
2. 
 | 
  
   
Ds: 
·        
  Orang tua
  klien mengatakan anaknya demam 
Do: 
·        
  Kulit teraba
  panas 
·        
  Bibir Nampak
  kering 
·        
  Suhu tubuh 38,2oC 
·        
  Nadi 88x/menit 
 | 
  
   
Hipertermi
   
 | 
 
| 
   
3. 
 | 
  
   
Ds: 
·        
  Ibu Klien
  mengatakan anaknya kejang 
·        
  Ibu klien
  mengatakan mulut anaknya kaku dan susah terbuka sehingga tidak perna makan
  kecuali sley  
Do: 
·        
  BB:16 kg  
·        
  TB:112cm 
·        
  Nampak mulut
  kaku dan susah terbuka  
 | 
  
   
Nutrisi
  kurang dari kebutuhan tubuh 
 | 
 
| 
   
4. 
 | 
  
   
Ds: 
·        
  Ibu klien
  menggatakan anakny deman  
·        
  Ibu klien
  menggatakan anaknya minum tapi sedikit sekitar 3 gelas aqua(360 ml) 
·        
  Anaknyaberkeringa 
Ds: 
·        
  Mulut anak
  Nampak kaku  
·        
  Nampak
  terpasang infus RL 60 ts/I   
 | 
  
   
Deficit
  volume cairan 
 | 
 
| 
   
5. 
 | 
  
   
Ds:
   
·        
  Ibu klien
  mengatakan semua kegiatan anaknya dilakukan ditempat tidur 
·        
  Tidak perna
  duduk dan jalan 
Do: 
·        
  Anak Nampak
  lemah 
·        
  Kesadaran skala
  11 GCS 
·        
  Nampak terpasan
  canula O2 dan infuse RL 
·        
  Nampak kejang 
 | 
  
   
Intoleransi
  aktivitas 
 | 
 
| 
   
6 
 | 
  
   
Ds: 
·        
  Ibu klien mengatakan
  selama anaknya dirawat tidak perna dimandikan 
Do: 
·        
  Klien Nampak
  kurang bersih  
·        
  Nampak luka
  dibetis bagian belakang yang diperbang 
 | 
  
   
Deficit
  perawatan diri 
 | 
 
| 
   
7. 
 | 
  
   
Ds: 
·        
  Orang tua klien
  cemas akan anaknya, bahkan sampai menangis, dan selalu bertanya 
Do
  : 
·        
  Ibu klien
  Nampak tegang dan menangis 
 | 
  
   
Asietas 
 | 
 
Diagnosa Keperawatan
1.      Gangguan
pola nafas berhubungan dengan jalan nafas terganggu akibat spasme otot-otot
pernafasan yang ditandai dengan kejang, mulut kaku dan sesak.
2.      Peningkatan
suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan efek toksin (bakterikimia) yang
ditandai dengan suhu tubuh meningkat menjadi 38,2oc dan tubuh
terabah hangat.
3.      Perubuahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kekakuan otot pengunyah
yang ditandai dengan malas makan.
4.      Deficit
volume cairan berhubungan dengan intake yang kurang dan pengeluaran yang
ditadai dengan klien berkeringat, volume minum sedikit.
5.       Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
perawatan dan kelemahan ditandai dengan kejang dan kesadaran menurun dan
terpasan canula O2  dan infuse
RL.
6.      Defisit
perawatan diri berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan klien kejang
ransangan.
7.      Asietas
(kecemasan orang tua) berhubungan dengan kurang pengetahuan, penyakit, dan
hosptalisasi di tandai dengan orang tua tegan, menagis dan selalu bertanya.
Rencana tindankan
Keperawatan
| 
   
No  
 | 
  
   
Diagnose 
 | 
  
   
Rencana tindakan Keperawatan 
 | 
 ||
| 
   
Tujuan  
 | 
  
   
Intervensi  
 | 
  
   
Rasional  
 | 
 ||
| 
   
1. 
 | 
  
   
Gangguan pola napas  
Ds: 
·        
  Ibu klien
  mengatakan anaknya kejang 
·        
  Ibu klien
  mengatakan mulut anaknya tertutup dan susah untuk terbuka 
Do: 
·        
  Klien Nampak
  kejang 
·        
  Klien Nampak
  menutup mulut dan kaku (trismus) 
·        
  Hidung klien
  Nampak terpasang canula O2 1,5L Nampak sesak dan sianosis 
·        
  Ttv : 
Pernafasan: 44x/menit 
Suhu : 38,30c 
Nadi 88x/menit 
 | 
  
   
Pola nafas teratur dan
  normal 
kriteria hasil : 
·        
  hipoksia
  teratasi 
·        
  mengalami
  perbaikan kebutuhan oksigen 
·        
  tidak sesak 
·        
  penafas
  normal(50-30x/menit) 
·        
  sianosis tidak
  ada 
 | 
  
   
1.     
  monitor irama
  pernafasan dan resfirasi rate 
2.     
  atur posisi,
  luruskan jalan nafas  
3.     
  berikan
  oksigenasi sesuai instrusksi dokter 
4.     
  kolaborasi
  dalam pemeriksaan analisa darah  
 | 
  
   
-Indikasi adanya adanya
  penyimpanan dan atau kelainan pernafasan 
-Jalan nafas yang
  longgar tidak ada sumbatan proses respirasi  
-pemberian oksigenasi
  secara adekuat dapat menyuplai dan memberikan cadangan soksigen sehingga
  mencegah terjadinya hipoksia. 
-Konvensasi tubuh terhadap
  gangguan proses difusi jaringan dapat mengakibatkan asidosis respiratosr 
 | 
 
| 
   
2 
 | 
  
   
Peningkatan suhu tubuh
  (hipertermi) 
Ds: 
·        
  Orang tua
  klien mengatakan anaknya demam 
Do: 
·        
  Kulit teraba panas 
·        
  Bibir Nampak
  kering 
·        
  Suhu tubuh 38,2oC 
·        
  Nadi 88x/menit 
 | 
  
   
Suhu kembali normal 
kriteria
  hasil: 
·        
  Suhu 36-37oc 
·        
  Tubuh klien
  tidak teraba panas 
 | 
  
   
1.     
  Mengkaji
  perubahan suhu tubuh 
2.     
  Atur suhu
  lingkungan yang nyaman 
3.     
  Berikan hidrasi
  dan minum yang adekuat 
4.     
  Lakukan tehnik
  aseptic dan antiseptic dalam perawatan luka 
5.     
  Berikan kompres
  air hangat bila tidak terjadi eksternal rangsangan kejang 
6.     
  Laksanakan
  program pengobatan antibiotic dan antipiretik 
 | 
  
   
-mengetahui
  perubahan kesehatan dan intervensi selanjuynya 
-iklin
  lingkungan dapat mempaengaruhi kondisi dan suhu tubuh individusebagai suatu
  proses adaptasi melalui proses evaporasi dan konveksi. 
-cairan
  membantu menyegarkan badan dan merupakan koonvensi dari demam. 
-perawatan
  luka mengeliminasi kemungkinan toksin yang masih berada disekitar luka. 
-Kompres
  air hangat merupakan salah satu cara menurunkan panas  
-obat-obatan
  antibacterial dapat mempengaruhi spectrum untuk mengobati bakteri gram
  fositif dan negative dan antipiratik bekerja sebagai penurun panas. 
 | 
 
| 
   
3 
 | 
  
   
Nutrisi kurang dari
  kebutuhan tubuh 
Ds: 
·        
  Ibu Klien
  mengatakan anaknya kejang 
·        
  Ibu klien
  mengatakan mulut anaknya kaku dan susah terbuka sehingga tidak perna makan
  kecuali sley  
Do: 
·        
  BB:16 kg  
·        
  TB:112cm 
·        
  Nampak mulut
  kaku dan susah terbuka  
 | 
  
   
Kebutuhan tubuh terpenuhi 
kriteke ria hasil: 
-         
  intake adekuat 
-         
  BB tetap
  optimal 
 | 
  
   
1.     
  Jelaskan yang
  mampengaruhi kesulitan makan dan dan pentingnya makanan bagi tubuh    
2.     
  Kolaborasi
  dengan tim gizi untuk pemberian diet TKTP cair, lunak dan bubuk kasar 
3.     
  Kolaborasi
  dengan dokter untukpemberian obat kejang sesuai indikasi 
4.     
  Kolaborasi
  dalam pemberian cairan iv dan NGT 
 | 
  
   
-dampak
  dari tetanus adanya kekakuan otot pengunyah sehingga klien mengalami
  kesulitan menelan dan kadang timbul refleks  
-Diet
  diberikan sesuai dengan keadaan klien dari tingkat membuka mulut dan proses
  mengunyah 
-Pemberian
  anti kejang seperti diazepam dapat mengurangi kejang dan kekakuan otot
  pencernaan sehingga mulut dapat terbuka 
Pemberian
  cairan infuse diberikan kepada klien dengan ketidakmampuan mengunyah atu tidak
  bisa atau tidak bisa makan,NGT dapat berfungsi sebagai pemasukan makanan
  sehingga nutrisi terpenuhi. 
 | 
 
| 
   
4 
 | 
  
   
Deficit volume cairan 
Ds: 
·        
  Ibu klien
  menggatakan anakny deman  
·        
  Ibu klien
  menggatakan anaknya minum tapi sedikit sekitar 3 gelas aqua(360 ml) 
·        
  Anaknyaberkeringa 
Ds: 
·        
  Mulut anak
  Nampak kaku  
·        
  Nampak
  terpasang infus RL 60 ts/I   
 | 
  
   
Deficit volume cairan
  teratasi  
Criteria hasil: 
-         
  Anak
  menunjukkan hidrasi yang adekuat 
-         
  Anak minum
  1500-2500cc/hari suhu tubuh anak dalam batas normal36,5-37oc 
 | 
  
   
1.     
  Kaji intake dan
  output 
2.     
  Monitor
  tanda-tanda dehidrasi 
3.     
  Observasi ttv 
4.     
  Beri minum
  sering tapi sedikit 
5.     
  Pemberian
  cairan iv 
 | 
  
   
-menentukan balance
  cairan 
-Selaput mukosa kering
  turgor kulit buruk 
Takikardi dan
  hipotensi tergantung terhadap derajat kekurangan volume cairan  
-menggantikan cairan
  yang hilang 
Untuk memenuhi cairan dalam
  tubuh 
 | 
 
| 
   
5. 
 | 
  
   
Intoleransi aktivitas 
Ds:
   
·        
  Ibu klien
  mengatakan semua kegiatan anaknya dilakukan ditempat tidur 
·        
  Tidak perna
  duduk dan jalan 
Do: 
·        
  Anak Nampak
  lemah 
·        
  Kesadaran skala
  11 GCS 
·        
  Nampak terpasan
  canula O2 dan infuse RL 
·        
  Nampak kejang 
 | 
  
   
Anak dapat
  beraktivitas seperti biasanya 
Criteria hasil: 
-         
  Anak Nampak
  sehat 
-         
  Kesadaran 15gcs 
 | 
  
   
1.     
  Kaji tingkat
  aktivitas anak 
2.     
  Jelaskan kepada
  oranr tua klien tentang aktivitas anaknya yang berhubungan dengan kejang 
3.     
  Berikan
  lingkungan tenang, pertahankan tirah baring, batasi pengujung 
4.     
  Ubah posisi
  klien dengan perlahan-lahan 
 | 
  
   
-mengetahui sejauh
  mana intoleransi dan kegiatan selanjutnya 
-agar orang tua klien
  memahamisejauh mana bantuan aktivitas yang akan diberikan kepada anaknya 
-meningkatkan
  istirahat untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh 
-menhindari luka lecet pada
  daerah yang tertekan. 
 | 
 
| 
   
6. 
 | 
  
   
Deficit peratan diri 
Ds: 
·        
  Ibu klien
  mengatakan selama anaknya dirawat tidak perna dimandikan 
Do: 
·        
  Klien Nampak
  kurang bersih  
Nampak luka dibetis
  bagian belakang yang diperbang 
 | 
  
   
Klien Nampak segar dan
  bersih 
Krteria hasil : 
-         
  Kulit bersih 
-         
  Likua bersih
  dan bebas dari bakteri 
 | 
  
   
1.     
  Jelaskan pada
  klien tentang kebersihan anaknya 
2.     
  Berikan
  perawatan anak ketika terbangun 
 | 
  
   
-mengetahui
  sejauh mana kebersihan yang diberikan pada anaknya 
-peka
  terhadap rangsangan kejang 
 | 
 
| 
   
7. 
 | 
  
   
Asietas ( kecemasan orang
  tua ) 
Ds: 
·        
  Orang tua klien
  cemas akan anaknya, bahkan sampai menangis, dan selalu bertanya 
Do
  : 
Ibu klien Nampak tegang dan
  menangis 
 | 
  
   
Kecemasan orang tua
  teratasi 
Criteria hasil : 
-         
  Mengungkapkan
  cemas berkurang, Nampak tenang 
-         
  Berpartisipasi
  dalam pengobatan 
 | 
  
   
1.     
  Kaji
  pengetahuan keluarga tentang anaknya 
2.     
  Berikan
  informasi tentang perawatan anaknya 
3.     
  Memberikan
  support pada keluarga bahwa anaknya akan sembuh jika disiplin dalam perawatan 
4.     
  Berikan
  keluarga kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya 
 | 
  
   
-mengetahui kebutuhan
  keluarga akan pengetahuan 
-meningkatkan
  pengetahuan orangtua sehinggah kecemasan berkurang 
-memberikan harapan,
  menunjukkan kecemasan akan berkurang dengan mentaati pengobatan 
-mengurangi beban
  psikologis dan menyalurkan aspek nasional 
 | 
 
Inplementasi dan
Evaluasi
| 
   
No Dx 
 | 
  
   
Implementasi / Tindakan Keperawatan 
 | 
  
   
Evaluasi 
 | 
 
| 
   
1. 
 | 
  
   
Senin 05 Oktober 2009 
Jam : 09.30 wita 
1.      memonitor irama pernapasan dan factor yang
  mempengaruhi 
hasil :  
- klien Nampak sesak 
- pernapasan 44
  x/menit 
- terpasang  kanula O2 1,5 L  
- sianosis  
Jam : 09.35 
2.      mempertahankan pemberian O2 sesuai
  indikasi 
hasil : 
-terpasang kanula O2
  1,5 L 
Jam 09.40 
3.      memperbaiki posisi kepala dan menganjurka kepada
  orangtua klien agar jalan napas tetap diluruskan 
hasil :  
-jalan napas
  diperbaiki / posisi kepala digeser 
-orangtua anak akan
  siap memperhatikan dan siap melaksanakan 
 | 
  
   
Senin 05 Oktober 2009 
Jam : 12.30 
S : menurut orangtua anaknya masih sesak akan  bertambah parah jika kejang 
O : -Nampak terpasang O2 1,5 L 
     
  -pernapasan dada dominan 
      -sianosi 
     
  -pernapasan 38x/menit 
A : gangguan pola napas belum
  teratasi 
P 
  : intervensi dilanjutkan 
1.      kaji system pernapasan 
2.      monitor tanda-tanda sesak 
3.      kolaborasi analisa gas darah 
4.      berikan O2  
5.      tetap memperbaiki posisi kepala 
 | 
 
| 
   
2. 
 | 
  
   
Senin 5 Oktober 2009 
Jam : 09.25 
1.      Memantau Perubahan Suhu Tubuh 
Hasil :  
-kulit terlalu panas 
-suhu tubuh 38,20C 
Jam : 09.50 
2.      Menganjurkan kepada orang tua jika tidak terlalu
  kejang berikan kompres air hangat di dahi dan aksila 
Hasil :  
-orangtua klien akan
  melaksanakannya 
Jam : 09.55 
3.      Menganjurkan kepada orang tua memberikan obat
  antipiretik dan antibiotic 
Hasil : 
-sudah ada sanmol
  sirup tersedia dekat klien dengan dosis 3x 1 sendok/hari 
Jam : 11.30 
4.      Mengamati/melakukan pemberian tekhnik aseptic/steril 
Hasil :  
-perawat rumah sakit
  mengganti verban dengan pemberian betadin 
 | 
  
   
Senin 05 Oktober 2009 
Jam : 12.45 
S : ibu klien mengungkapkan anaknya
  masih demam 
O : tubuh teraba hangat dan suhu
  tubuh 37,80C  
A : masalah hipertermi belum teratasi 
P : lanjutkan dan pertahankan
  intervensi 
1.      Anjurkan pemberian kompres 
2.      Pemberian antiretik 
3.      Pantau perubahan suhu 
4.      Perawatan luka 
 | 
 
| 
   
3. 
 | 
  
   
Selasa 06 oktober 2009  
Jam 14.30 
1.      Mengkaji status gizi klien 
Hasil : 
-orang tua klien
  mengatakan anaknya hanya makan sley strooberi 
-mulut anak Nampak
  kaku karena kejang 
-BB 16kg 
-TB 112cm 
Jam 14.40 
2.      Menjelaskan factor yang mempengaruhi kesulitan untuk
  makan dan pentingnya gizi untuk tubuh. 
Hasil:  
-ibu klien memahami
  akan hal tersebut namun anaknya selalu kejang dan tidak mau memaksakan
  anaknya untuk makan. 
Jam 14.45 
3.      Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian makanan  
Hasil: 
-sudah ada makanan
  yang diberikan oleh tim gizi namun belim perna dimakan. 
Jam 14.48 
4.      Kolaborasi dalam pemberian anti kejang 
Hasil:  
Pemberian
  solic(diazepam)5 amp drips dengan RL infuse. 
 | 
  
   
Jam 18.45 
S: orang tua klien mengatakan anaknya
  belum bisa                               
  makan makanan pembagian dari RS 
O: Mulut anak Nampak kaku/trismus 
A: Nutrisi kurang dari kebutuhan
  tubuh belum             
     
  Teratasi. 
P:intervensi dilanjutkan 
1.      Observasi status gisi 
2.      Tetap anjurkan pemberian makanan sedikit tapi sering 
3.      Tetap kolaborasi pemberian anti kejang 
 | 
 
| 
   
4 
 | 
  
   
Senin 05 oktober 2009 
Jam 09.45 
1.      mengkaji intake dan output kebutuhan cairan 
hasil : 
-orang tua klien
  mengatakan anak minumnya sedikit taoi sering sekitar 3gelas sehari (660ml) 
-terpasan infuse RL
  60tetes/menit+Dex, diazepam 5amp drips  
-anak Nampak
  berkeringat , urine 3-4kali nompol ditempat tidur ( Sekitar 800ml/hari 
Jam 09.53 
2.      menganjurkan kepada orang tua klien agar memberikan
  memberikan anaknya minum sedikit tapi harus sering 
hasil : 
orang tua klien
  mengatakan akan meningkatkannya. 
Jam 09.55 
3.      mempertahankan pemberian cairan IV 
Hasil :  
-terpasang infuse
  RL  60tts/menit, dex5%+diazepam 5amp
  drips 
 | 
  
   
Senin 05 oktober 2009 
S: orang tua klien mengatakan anaknya
  sudah ada peningkatan minum 1 gelas 220ml 
O: Suhu 37,80c  
    
  Pernapasan 38x/menit 
A: Defisit volume cairan belum
  teratasi 
P: lanjutkan intervensi 
1.      mengkaji infut da output 
2.      mengajurkan orang tua agar memberikan minuman oral 
3.      mempertahankan pemberian cairan IV 
 | 
 
| 
   
5. 
 | 
  
   
Selasa 06 oktober 2009 
Jam 18.50 
1.      mengkaji aktivitas anak 
hasil: 
-aktivitas anak semua
  dilakukan ditempat tidur 
-nampak kejang dan
  lemah, terpasang O2 dan infuse RL 
Jam 18.55 
2.      menjelaskan kepada orang tua klien tentang aktivitas
  anaknya 
hasil: 
oramg tua klien
  mengerti akan hal tersebut. 
3.      Memberikan lingkungan yang tenang kepada klien dan
  menjelaskan  keluarga 
Hasil: orang tua akan
  melaksanakan dan tidak akan rebut lagi didekat anaknya. 
4.      Mengubah posisi klien secara perlahan 
 | 
  
   
Rabu 07 oktober 2009 
S: orang tua klien mengatakan anaknya
  tetap berak 
   
  Tivitas ditempat tidurdan sudah menyiapkan lingkungan tenag. 
O : lingkungan Nampak tenang dan anak
  tertidur 
A: Intoleransi aktovitas belum
  teratasi 
P: Intervensi dilanjutkan 
1.      Ubah posisi klien setiap saat secara perlahan 
2.      Jika kejang sudah berhenti maka ajarkan ambulansi 
 | 
 
| 
   
6. 
 | 
  
   
Selasa 06 oktober 2009 
Jam 19.00 
1.      Mengkaji kebersihan anak 
hasil: 
-ibu klien
  mengungkapkan selama dirawat anaknya belum perna dimandikan. 
-kulit anak Nampak
  kurang bersih 
-nampak luka dikaki
  di betis kanan. 
Jam 19.05 
2.      Memberikan penjelasan kepada orang tua klien tentang
  pentingnya perawatan anaknya. 
Hasil: 
Ibu terkedala daloam
  proses kejang tapi akan melaksanakannya. 
3.      Memberikan perawatan luka 
Hasil:  
Ganti verban 2x
  sehari 
 | 
  
   
Rabu 07 oktober 2009 
S: ibu klien sudah membersihkan kulit
  anaknya  
   
  Dengan kain yang dibasahi 
O: klien Nampak bersih 
    
  Luka Nampak rapi 
A: Defisit perawatan diri teratasi  
P: Itervensi dipertahankan 
 | 
 
| 
   
7. 
 | 
  
   
Senin 05 Otober 2009 
Jam 9.30 
1.      Mengkaji tingkat kecemasan orang tua  
Hasil: 
Orang tua klien
  mnampak tegang, dan mengungkapkan kecemasannnya karena anakntya kejang dan
  demam. 
Selasa 06 oktober 2009 
2.      Memberikan informasi sedikit kepada orang tua klien
  tentang penyakit anaknya dan memberikan support bahawa anaknya akan sembuh
  jika pengobatan dan perawatannya teratur dan intensif 
Hasil : 
Orang tua klien mengerti
  dan sering bertanya serta akan melakukan apa instruksi dokter dan perawat dan
  yakin anaknya akan sembuh.  
 | 
  
   
Selasa 06 oktober 2009 
Jam 20.00 
S: Orang tua klien mengatakan
  kecemasannya sudah berkurang 
O: orang tua klien tidak menangis
  lagi dan semangat 
    
  Dan kelihatan kooperatif dalam perawatn anaknya 
A: kecemasan berkurang/Teratasi 
P: intervensi dipertahankan. 
 | 
 
| 
   
Dx
  1. 
 | 
  
   
Selasa
  06 oktober 2009 
Jam
  14.15 
1.     
  Memonitor irama
  pernafasan dan factor yang mempengaruhi 
Hasil:  
-Klien sudah tidak selaluh sesak 
-pernapasan 32x/menit 
-sianosis masih ada 
Jam
  14.18 
2.     
  Mempertahankan
  canula O2 1,5L 
Hasil: 
Terpasang canula O2 1,5  L 
3.     
  Mengajurkan
  orang tua klien agar selalu memperhatikan posisi kepala/jalan nafas anaknya  
Hasil : 
Klien akan melakukannya 
4.     
  Memberikan anti
  kejang 
Hasil : solic (diazepam) 15amp drips RL. 
 | 
  
   
Selasa
  06 oktober 2009 
Jam
  18.30 
S:
  orang tua anak mengatakan anaknya masih sesak  
     Jika kejang timbul 
O:
  -nampak kejang 
     -ttv: nadi 64x/menit 
     -suhu 38,4oC 
     -pernapasan 48x/menit 
A:
  gangguan pola nafas belum teratasi 
P:
  lanjutkan intervensi  
1.     
  Monitor TTV 
2.     
  Pemberia O2 
3.     
  Pemberian anti
  kejang 
 | 
 
| 
   
Dx
  2. 
 | 
  
   
Selasa
  06 oktober 2009 
Jam
  14.10 
1.     
  Memonitor
  perubahan suhu 
Hasil :  
Suhu tubuh 38,5oc  
2.     
  Mengajurkan
  pemberian kompres air hangat  
Hasil: 
Ibu klien mengatakan selaluh mengompres anaknya
  dibagian dahi 
3.     
  Menganjurakn
  kepada orang tua klien agar tetap memberikan anaknya antipiretik tepat waktu 
Hasil: 
Orang tua klien selaluh memberikan sanmol kepada
  anaknya 3x sehari  
4.     
  Merawat luka 
Hasil: 
Petugas mengganti verban dengan memberikan betadin. 
5.     
  Peberian
  antibiotic 
Hasil:  
Peberian visilin dan dexa rutin 2x sehari 
 | 
  
   
Selasa
  06 oktober 2009 
Jam:
  19.15 
S:
  orang tua klien mengatakan anaknya masih  
     Demam 
O:
  -Anak Nampak pucat dan kulit teraba hangat 
     -suhu tubuh : 38,40c. 
A:
  masalah hipertermi belum teratasi 
P:
  lanjutka intervensi 
1.     
  Kaji perubahan
  suhu 
2.     
  Mengajurkan
  tetap memberikan kompres air hangat 
3.     
  Anjurkan
  pemberian antipiretik 
Dan antibiotic ruting 
 | 
 
| 
   
Dx
  3. 
 | 
  
   
Rabu
  07 oktober 2009 
Jam
  18.45 
1.     
  Mengkaji status
  gizi 
Hasil : 
Orang tua klien mengatakan anaknya belum perna makan
  bubur dari tim gizi RS hanya sley yang dimakan. 
2.     
  Menganjurkan
  kepada orang tua klien untuk pemberian makanan sedikit tapi sering 
Hasil : 
Orang tua klien sudah berusaha namun mulut anaknya
  masih kaku 
3.     
  Kolaborasi
  dalam pemberian anti kejang  
Hasil:  
Terpasan cairan RL dex 5%+diazepam 15amp drips  
 | 
  
   
Kamis
  08 oktober 2009 
Jam
  09.30 
S:
  Orang tua klien mengatakan dari tadi malam anaknya sudah memakan 2 sendok
  buibur dari tim Gizi 
O:
  mulut anak masih kaku dan susah untuk dibuka 
    BB : 15,8kg 
    TB : 112cm 
A:
  gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh  
     Belum teratasi 
P:
  Itervensi dilangjutkan  
1.     
  Kaji status
  gizi 
2.     
  Anjurkan orang
  tua klien lebih berusaha memberikan anaknya makanan 
3.     
  Kolaborasi
  dalam pemberian diazepam 
Dan antibiotic ruting 
 | 
 
| 
   
Dx
  4. 
 | 
  
   
Selasa
  06 oktober 2009 
Jam
  14.00 
1.     
  Mengganti
  cairan RL  
Hasil : 
Mengganti cairan RL + diazepam 15amp drips
  60tetes/menit 
Jam
  15.10 
2.     
  Mengkaji status
  cairan klien  
Hasil:  
ibu klien mengatakan anaknya minum air aqua gelass
  220ml sebanyak 4 gelas (880ml) sehari 
3.     
  Menganjurkan
  kepada orang tua agar memberikan minuman yang disukai 
Hasil:  
Orang tua klien akan melaksanakannya  
 | 
  
   
Selasa
  06 oktober 2009 
Jam
  18.45 
S
  : Orang tua klien mengatakan masih minum 4  
      Gelas (880ml) 
O:
  klien Nampak berkeringat 
A:
  gangguan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi 
P
  : lanjutkan intervensi  
1.     
  Kaji status
  cairan  
2.     
  Pertahankan
  pemberian cairan iv dan minum yang cukup 
 | 
 
| 
   
Dx
  5. 
 | 
  
   
Kamis
  08 oktober 2009 
Jam
  10.10 
1.     
  Mengkaji
  aktivitas anak  
Hasil:  
-aktivitas anak semua masih dilakukan ditempat tidur
   
-nampak terpasang infuse RL dikaki kiri dan canula O2
   
Jam
  10.15 
2.     
  Mengubah posisi
  klien agar tidak tertekan  
Hasil:  
Memperbaiki posisi klien dengan memberikan bantal 
3.     
  Mengajurkan
  kepada orang tua klien jika anak berhenti kejang agar megusahakan anaknya
  melakukan ambulansi/pergerakan 
4.     
  Kolaborasi
  dalam pemberian anti kejang 
Hasil: 
Infuse RL +15amp diazepam drips  
 | 
  
   
Kamis
  08 oktober 2009 
Jam
  13.40 
S:
  Orang tua klien mengatakan anaknya tetap berbaring titemapat tidur dan semua
  kegiatannya dilakukan ditemapt tidur 
O:
  klien masih Nampak kejang, terpasang O2 dan 
     Infuse RL+15 amp diazepam  
A:
  Intoleransi akvitas teratasi  
P:
  intervensi dipertahankan 
 | 
 
| 
   
Dx
  1. 
 | 
  
   
Rabu
  07 oktober 2009 
Jam
  14.15 
1.     
  Memonitor
  iramah pernafasan  
Hasil:  
-klien masih sesak ketika kejang 
-pernafasan 42x/menit 
-sianosis 
Jam
  14.20 
2.     
  Mempertahankan
  pemberian O2  
Hasil:  
Terpasang canula O2 I,5 L 
3.     
  Pemberian anti
  kejang 
Hasil: 
Terpasan infuse RL +15amp diazepam drips.   
 | 
  
   
Rabu
  07 oktober 2009 
Jam
  20.20 
S:
  orang tua klien mengatakan anaknya masih sesak  
    Ketika kejang namun berhenti jika kejang
  berhenyi 
O:
  pernafasan 32x/menit 
A:
  gangguan pola nafas belum teratasi  
P:
  intervensi dilanjutkan  
1.     
  Monitor pola
  pernafasan  
2.     
  Pemberian O2 
3.     
  Kolaborasi
  dalam pemberian anti kejang  
 | 
 
| 
   
Dx
  2.  
 | 
  
   
Rabu
  07 oktober 2009 
Jam
  14.30 
1.     
  Memonitor
  perubahan suhu tubuh  
Hasil:  
Kulit klien terabah hangat dan suuhu tubuh 39oc 
Jam
  14.35 
2.     
  Tetap
  menganjurkan kepada orang tua klien dalam pemberian kompres air hangat didahi
  dan aksila 
Hasil:  
Orang tua selaluh mengompres naknya da terpasan
  kompres air hangat didahi 
3.     
  Tetap
  menganjurkan kepada orang tua klien agar selaluh memberikan anaknya
  antipeiretik tepat waktu 
Hasil:  
Orang tua klien menagtakan teoat waktu dalam
  pemberian sanmol syrup 3x sehari 
Jam
  15.00 
4.     
  Memberikan
  perawatan luka  
Hasil:  
Perawat mengganti verban dengan menggukan betadin 
5.     
  Kolaborasi
  dalam pemberian antibiotic  
Hasil:  
-pemberian cefo2x500cc 
-pemberian dex 2x1/2 amp 
 | 
  
   
Rabu
  07 oktober 2009 
Jam
  20.30 
S:
  orang tua klien mengatakan anaknya masih  
     Demam. 
O:
  -suhu tubuh 38,5oc 
     -terabah panas 
A:
  masalah hipertermi belum teratasi 
P:
  intervensi dilangjutkan 
1.     
  Monitor
  perubahan suhu 
2.     
  Kolaborasi
  dalam pemberian antipiretik dan antibiotic 
3.     
  Perawatan luka 
 | 
 
| 
   
Dx
  4. 
 | 
  
   
Rabu
  07 oktober 2009 
Jam
  14.45 
1.     
  Memonitor
  status cairan  
             Hasil:  
              Orang tua klien mengatakan      anaknya mampu menhabiskan 5 gelas air
  aqua 220ml(1100ml)/hari +infuse RL 60 tetes/menit.anak BAK 3-4x sehari 
2.     
  Menganjurkan
  tetap memberikan minum yang dan iv dipertahankan 
Hasil: 
Infuse RL 60tetes/menit terpasan 
 | 
  
   
Rabu
  07 oktober 2009 
Jam
  20.50 
S:
  orang tua klien mengatakan anaknya sudah mampu menhabiskan 5 gelas 
O:
  terpasang infuse RL 60 tetes/menit 
A:
  deficit volume cairan teratasi 
P:
  intervensi dipertahankan. 
 | 
 
| 
   
Dx
  3. 
 | 
  
   
Kamis
  08 oktober 2009 
Jam
  08.00 
1.     
  Memonitor irama
  pernafasan  
Hasil : 
Orang klien mengatakan Cuma makan 2 sendok bubur
  pembagian 
2.     
  Menganjurkan
  kepada orang tua klien agar tetap berusaha member anaknya makanan 
Hasil: 
Orang tua klien selaluh berusaha tapi anaknya tetap
  tidak bisa dan Cuma makan sley. 
3.     
  Kolborasi dalam
  pemberian anti kejang 
Hasil:  
Terpasan RL+ 15Amp diazepam drips  
 | 
  
   
Kamis
  08.oktober 2009 
Jam
  13.50 
S:
  Orang tua klien mengatakan anak sudah mampu makan 4 sendok bubu pembagian 
O:
  mulut anak masih kaku 
A:
  Gangguan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 
     Belum teratasi 
P:
  intervensi dilanjutkan 
1.     
  Monitor
  perubahan status gizi 
2.     
  Kolaborasi
  dalam pemberian anti kejang 
3.     
  Kolaborasi
  dalam pemberia NGT 
 | 
 
| 
   
Dx 
1. 
 | 
  
   
Kamis
  08 oktober 2009 
Jam
  08.00 
1.     
  Memonitor irama
  pernapasan  
Hasil: 
Orang tua klien mengatakan anaknya tetap sesak
  ketika kejang 
 -pola
  pernafasan 42x/menit,nadi 96x/menitdan suhu 38,3oc 
Jam
  08.10  
2.     
  Mempertahankan
  O2  
Hasil: 
 terpasan
  canula O2  1,5L 
3.     
  Pemberian
  antikejang 
Hasil: 
Terpasang infuse RL +15amp diazepam drips 
 | 
  
   
Kamis
  08 oktober 2009 
Jam
  13.50 
S:
  orang tua klien mengatakan anaknya masih kejang dan sesak ketika kejang 
O:
  pernafasan 44x/menit, Nampak kejang  
A:
  Gangguan pola nafas belum teratasi  
P:lanjutkan
  intervensi 
1.     
  Memonitor irama
  pernafasan  
2.     
  Mempertahankan
  O2 
3.     
  Kolaborasi
  dalam pemberian anti kejang 
 | 
 
| 
   
Dx
  2. 
 | 
  
   
Kamis
  08 oktober 2009 
Jam
  08.15 
1.     
  Memonitor
  perubahan suhu tubuh 
Hasil:  
-Kulit klien terabah hangat 
-suhu tubuh 38,3oc 
2.     
   Tetap mengajurkan pemberian air hangat  
Hasil: 
Orang tua klien selaluh memberikan kompres air hangat 
3.     
  Tetap
  menagjurkan kepada orang tua klien dalam pemberian obat antipiretik yang
  telah diresepkan 
Hasil : 
Orang tua klien menagatakan tetap memberikan obat
  sanmaol syrup 3xsehari 
Jam
  12.45 
4.     
  Merawat luka  
Hasil : ganti verban dengan menggunakan betadin 
5.     
  Kolaborasi
  dalam pemberian antibiotic  
Hasil : 
Cefo 2x 500 
Dex  2x1/2amp 
 | 
  
   
Kamis
  08 oktober 2009 
13.25 
S:
  orang tua klien masih menagtakan ananya  
     Masih demam 
O:
  -kulit terba hangat  
-         
  Suhu: 38,1oc 
-         
  Nadi 92x/menit 
-         
  Pernafasan
  44x/menit 
A:
  masalah hipertermi belum teratasi 
P:
  intervensi dilanjutkan  
1.     
  Monitor
  perubahan suhu tubuh 
2.     
  Kolabirasi
  dalam pemberian antibiotic 
 | 
 
| 
   
Dx
  3. 
 | 
  
   
Jumat
  09 oktober 2009 
Jam
  09.30 
1.     
  Memonitor
  status gizi  
Hasil:  
Orang tua klein mengatakan anaknya sudah mampu makan
  8 sendok bubur seharidan masih suka makan sley. Mulut klien masih kaku 
2.     
  Tetap
  menganjurkan kepada orang tua klien agar tetap memberikan makanan anaknya
  sebanyak mungkin 
Hasil : 
Orang tua klien berusaha semaksimal mungking 
3.     
  Kolaborasi
  dalam pemberian anti kejang 
Hasil:   
Terpasang RL + 8amp diazepam karna persiapan habis. 
 | 
  
   
Jumat
  09 oktober 2009 
Jam
  13.45 
P:
  orang tua klien megatakan dari pagi sampai sekarang anaknya Cuma mampu makan
  bubur sekitar 5 sendok +sley sekitar 3 sendok 
O:
  klien Nampak tidur dan jika bangun kejang 
A:
  gangguan nutrisi kurang dar kebutuhan tubuh belum teratasi 
P:
  intervensi dilanjutkan  
1.     
  Monitor status
  gizi 
2.     
  Tetap
  menganjurkan pemberian makan sedikit tapi sering  
3.     
  Kolaborasi
  dalam pemberian anti kejang dan pemasangan NGT 
 | 
 
| 
   
Dx
  1. 
 | 
  
   
Jumat
  09 oktober 2009 
Jam
  08.15 
1.     
  Memonitor TTV
  dan pola pernafasan 
Hasil : 
Ttv: 
-         
  Pernafasan
  32x/menit 
-         
  Suhu 38,2oc
   
-         
  Nadi 92x/menit 
2.     
   Mempertahankan pemberian O2  
Hasil: 
Terpasang canula O2 1,5 L 
3.     
  Kolaborasi
  dalam pemberian anti kejang 
4.     
  Hasil: 
Terpasang RL+15 amp diazepam drips  
 | 
  
   
Jumat
  09 oktober 2009 
Jam13.40 
S:
  orang tua klien mengatakan anaknya kadang-kadang sesak tetapi sudah tidak
  terlaluh parah 
O:
  pernapasan 42x/menit 
A:
  gangguan pola nafas belum teratasi 
P:
  intervensi dilanjtkan  
1.     
  Monitor pola
  nafas dan  ttv 
2.     
  Pemberian O2
   
3.     
  Kolaborasi
  pemberian anti kejang 
 | 
 
| 
   
Dx
  2. 
 | 
  
   
Jumat
  09 oktober 2009 
Jam
  8.30 
1.     
  Memonitor
  perubahan suhu tubuh dan ttv 
Hasil: 
Kulit klien masih teraba hangat  
2.     
  Tetap
  menagjurkan pemberian kompres air hangat jika demam masi ada. 
Hasil: 
Orang tua klien selaluh melakukannya 
3.     
  Tetap
  menaganjurkan kepada orang tua klien dalam pemberian antipiretik 
Hasil: 
Orang tua klien meangatakan selaluh memberikan obat
  anaknya sesuai yang diresepkan yaitu sanmol 3x sehari 
Jam
  12.30 
4.     
  Merawat luka  
Hasil: 
Ganti verban, membersihkan denagn menggunakan
  betadin 
5.     
  Kolaborasi
  dalam pemberian antibiotik 
 | 
  
   
Jumat
  09 oktober 2009  
Jam
  13.30 
S:
  orang tua klien mengatakan anaknya masih demam 
O:
  tubuh masih terabah hangat 
     Suhu tubuh 38,2oC 
A:
  masalah hipertermi belum teratasi 
P:
  intervensi dilanjutkan 
 | 
 
| 
   
Dx
  3. 
 | 
  
   
Sabtu
  10 oktober 2009 
Jam
  21. 30 
1.     
  Memonitor
  perubahan status gizi 
Hasil: 
Orang tua klien mengatakan anaknya sudah mampu
  menghabiskan makanan bubur 9-10 sendok sehari ditambah sley. Klien masih
  kejang dan mulutnaya masih kaku 
2.     
  Tetap
  menganjurkan kepada orang tua klien agar tetap memberikan makanan semaksimal
  mungkin pada anaknya. 
Hasil:  
Orang tua klien akan selaluh berusaha 
3.     
  NGT tidak
  terpasan karena ditakutkan terjadi iritasi ketika kejang muncul. 
 | 
  
   
Minggu
  11 oktober 2009 
Jam
  06.30 
S:
  orang tua klien mengatakan anaknya dari tadi  
  malam anaknya belum makan sampai sekarang. 
O:
  berat badan 15,3kg 
     Tinggi badan 112cm 
A:
  gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi 
P:
  intervensi dilanjutkan 
 | 
 
| 
   
Dx
  1. 
 | 
  
   
Sabtu
  10 oktober 2009 
Jam21.20 
1.     
  Memonitor  TTV dan pola nafas  
Hasil: 
Orang tua klien mengatakan anaknya sudah tidak
  terlaluh sesak  
-pernafasan 46x/menit 
-suhu 37,2oc  
-nadi 100x/menit 
D 
2.     
  Mempertahankan
  pemberian O2  
Hasil: 
Masih teroasan canula O2 1,5L 
3.     
  Kolaborasi
  dalam pemberian anti kejang 
Hasil: 
Terpasan RL+15amp diazepam 
 | 
  
   
Minggu
  11 0ktober 2009 
Jam
  06.00 
S:
  orang tua klien mengatakan anaknya sudah tidak terlaluh sesak 
O:
  pernafasan 32x/menit  
A:
  gangguan pola nafas belum teratasi 
P:
  intervensi dilanjutkan 
 | 
 
| 
   
Dx
  2. 
 | 
  
   
Sabtu
  10 oktober 2009 
Jam
  21.15 
1.     
  Memonitor TTV
  Dan perubahan suhu tubuh 
Hasil : 
Kulit klien terabah hangat 
Suhu 37,2oc 
Nadi 100x/menit 
Pernafasan : 46x/menit 
2.     
  Tetap
  menganjurkan kepada orang tua agar tetap memberikan antipiretik dan antibiotic
  serta jika demam lagi dikompres 
Hasil: 
Orang tua klien akan melaksanakannya  
 | 
  
   
Minngu
  11 oktober 2009 
jam06.15 
S:
  orang tua klien mengatakan anaknya demam lagi 
O:
  suhu tubuh 38,4oc dan kulit teraba hangat 
A:
  masalah hipertermi belum teratasi 
P:
  intervensi dilanjutkan 
 | 
 



Tidak ada komentar:
Posting Komentar